Minggu, 30 Desember 2012

Asal Muasal Budaya Tiup Terompet di tahun baru masehi ...



Di era modern kayak gini nih merayakan tahun baru rasanya gak lengkap bila tidak meniup terompet. Makanya gak heran setiap pada pergantian tahun ratusan terompet berbagai ukuran berpose ditepi jalan. Namun masalahnya siapa sih yang mempopulerkan penggunaan terompet pada malam tahun baru ? Nah begini nih ceritanya.
Semula, budaya meniup terompet ini merupakan budaya masyarakat Yahudi saat menyambut tahun baru bangsa mereka yang jatuh pada pada bulan ke tujuh pada sistem penanggalan mereka atau yang biasa disebut Rosh Hashanah (bahasa Ibrani: ראש השנה). Sebenarnya, Yudaisme memiliki empat hari”tahun baru” yang menandai berbagai “tahun” resmi, seperti halnya 1 Januari menandai tahun baru dalam penanggalan Gregorian. Rosh Hashanah adalah tahun baru untuk manusia, binatang, dan kontrak hukum. Pada malam Rosh Hashanah ini, masyarakat Yahudi melakukan introspeksi diri dengan tradisi meniup shofa, sebuah alat musik sejenis terompet. Bunyi shofar mirip sekali dengan bunyi terompet kertas yang dibunyikan orang Indonesia di malam Tahun Baru. Kalau dilihat dari kacamata orang music nih ya, shofar digolongkan sebagai terompet. Nah terompet sendiri diperkirakan sudah ada sejak tahun 1.500 sebelum Masehi. Pada awalnya, terompet digunakan untuk keperluan ritual agama dan juga digunakan dalam militer teruta saat akan berperang. Ketika masa pertengahan Renaisance, terompet berubah fungsi menjadi alat musik hingga saat ini. Nah itulah cerita tentang terompet dan Rosh Hashanah.

Tapi tenang aja ceritanya belum berakhir kok. Cerita berlanjut ketika Panglima Pompey dari Kekaisaran Romawi Kuno menguasai Yerusalem pada tahun 63 SM, orang-orang Yahudi mulai mengikuti Kalender Julian (Kalender Bangsa Romawi yang menjajahnya). Setelah kejadian itu penggunaan kalender Ibrani mulai menurun. Apalagi setelah berdiri negara Israel pada tahun 1948 M. Mereka lebih menyukai Kalender Gregorian untuk kehidupan pribadi dan kehidupan publik mereka. Dan sejak tahun 1980an, bangsa Yahudi sekuler justru mengadopsi kebiasaan Perayaan Tahun Baru Gregorian (Tahun Baru Masehi) yang biasanya dikenal dengan sebutan ”Sylvester Night” dengan berpesta pada malam 31 Desember hingga 1 Januari. Akhirnya dengan percampuran dua budaya itu akhirnya lahirlah tiup terompet pada malam tahun baru.
Nah itulah cerita di balik layar tentang gimana sih asal usulnya tiup terompet pada malam tahun baru. Semoga setelah baca ini kita bisa sedikit melek terhadap kondisi masyarakat saat ini. Dan bukan berarti kalo niup terompet budaya orang Yahudi terus kalo ngrayain tahun baru gak pake terompet dibolehin ya. Terus belajar dan tetap ikuti tulisan kami berikutnya.

(disadur dari beberapa sumber)

"Ini anomali, karena rakyat dukung KPK tapi juga dukung partai korup."

Hidayat Nur Wahid saat kampanye PKS pada Pemilu 2009. 

Partai Keadilan Sejahtera prihatin dengan sikap sebagian masyarakat yang justru memilih partai politik yang sebagian besar anggotanya terlibat kasus korupsi.

Menurut PKS, hal itu tidak berbanding lurus dengan sikap masyarakat yang memberikan dukungan besar kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. “Ini anomali, karena rakyat mendukung KPK tapi rakyat juga mendukung partai yang banyak terlibat kasus korupsi,” kata Ketua Fraksi PKS, Hidayat Nur Wahid dalam konferensi pers ‘Refleksi Akhir Tahun 2012’ di Jakarta, Jumat 21 Desember 2012.

Hidayat tak menyebut partai mana yang ia maksud banyak terlibat kasus korupsi itu. Namun beberapa waktu lalu, Sekretaris Kabinet Dipo Alam pernah membeberkan soal partai politik yang memiliki pejabat yang tersandung kasus hukum.
Menurut Dipo, Partai Golkar berada di urutan teratas dengan 64 pejabat terbelit kasus hukum, disusul PDIP dengan 32 pejabat, Partai Demokrat dengan 20 pejabat, PPP dengan 17 pejabat, PKB dengan 9 pejabat, PAN dengan 7 pejabat, PKS dengan 4 pejabat.

Hidayat kemudian meluruskan data Dipo Alam soal 4 pejabat PKS yang terlibat korupsi. “Faktanya dari 4 kader PKS yang disebut Pak Dipo tersandung kasus hukum, 2 di antaranya telah dibebaskan Mahkamah Agung karena tidak bersalah, yaitu Misbakhun dan Wakil Wali Kota Bogor Achmad Ruyat,” ujar Hidayat.

Dengan demikian, ujar Hidayat, jumlah kader PKS yang terlibat kasus hukum, termasuk korupsi, jauh lebih sedikit ketimbang kader partai lain. “Tapi justru dalam berbagai survei, masyarakat memilih partai yang kadernya lebih banyak tersandung perkara korupsi,” kata dia.

Vivanews

PKS Jamin Tidak Memeras Kumpulkan Modal Pemilu

PKS Jamin Tidak Memeras Kumpulkan Modal Pemilu 

Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menjamin kader partainya tidak akan melakukan perbuatan melawan hukum dalam mengumpulkan modal untuk menghadapi Pemilu 2014. Menurut Hidayat, PKS memiliki mekanisme pengumpulan dana sendiri yang dijamin bersih.

"Jaminannya sangat jelas bahwa PKS tidak akan gunakan cara-cara ilegal untuk kumpulkan dana. PKS menolak diartikan seluruh partai politik akan pergunakan 2013 untuk kongkalikong, pemerasan, mengumpulkan dana untuk Pemilu 2014," kata Hidayat seusai mengikuti acara refleksi akhir tahun PKS di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (29/12/2012).

Hidayat mengatakan, tidak ada artinya jika memenangkan Pemilu, tetapi menggunakan cara-cara curang dalam mengumpulkan modal kampanye. Hal itu, menurutnya, tidak akan meningkatkan kualitas pemilu.

"Jadi kami berikan jaminan, siapa pun dari PKS tidak boleh mempergunakan cara yang melanggar hukum, apalagi korupsi, pemerasan, kongkalikong; tidak diperbolehkan," sambungnya.

Tentu saja, lanjut Hidayat, PKS memiliki mekanisme untuk mengawasi para kadernya. Pria yang pernah bersaing memperebutkan kursi DKI 1 itu pun mengatakan, PKS sudah punya cara baku dalam mengumpulkan dana, salah satunya melalui iuran para kader.

"Ada iuran. Kalau ada yang mengatakan tidak ada partai yang iuran, itu bohong. Kami anggota DPR setiap bulan dipotong minimal Rp 20 juta dari gaji. Kami juga punya mekanisme untuk kumpulkan dana," ujar Hidayat.

Menurutnya, PKS sudah mulai menabung mengumpulkan dana sejak 2009. Baik itu dari iuran anggota DPR, DPRD, fraksi, maupun kader lainnya.

"Yang diperlukan bukan money politics. Rakyat harus diyakinkan memilih bagaimana anggota DPR yang bersih," ucapnya.

Hidayat juga meminta Indonesia Corruption Watch membuka data siapa-siapa saja kader PKS yang disebutnya terlibat kasus korupsi. Menurut Hidayat, sepanjang 2012, tidak ada kader PKS yang terlibat kasus korupsi.

"Ada memang dua kader yang pernah kena kasus, tapi sama MA (Mahkamah Agung) dibebaskan, bebas murni, misalnya Pak Misbakhun dan Pak Rukhyat. Memang ada, tapi sudah dibebaskan, apa ini dianggap masih bermasalah? Kami berharap ICW, maupun PPATK, jangan tanggung-tanggung, jangan politisasi menghadirkan sesuatu yang hanya menimbulkan kegaduhan. Sebut saja nama mereka supaya bisa ditindaklanjuti," ujarnya.

Dalam pemberitaan sebelumnya, ICW merilis data kader partai yang terjerat kasus korupsi. Menurut ICW, ada dua kader PKS yang diproses hukum, baik di Kepolisian, Kejaksaan, maupun di KPK. Jumlah kader PKS yang terlibat korupsi ini relatif lebih sedikit dibanding partai lainnya. Menurut ICW, kader Partai Golkar paling banyak terlibat korupsi, yakni 14 orang, disusul dengan Partai Demokrat 10 orang.

ICW juga menengarai, korupsi politik akan semakin masif pada 2013 nanti. Tahun itu, para elite politik tengah sibuk mengumpulkan modal Pemilu 2014.

Kompas

KH Ma’ruf Amin: ‘Cara Berpikir Wahid Institute Itu Sekuler, Berbahaya bagi Akidah Umat Islam’

MUI-KH-Maruf-Amin-jpeg.image 

Wahid Institute menyebut Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Front Pembela Islam (FPI) menjadi penyebab munculnya kekerasan atas nama agama.
Mengapa Wahid Institute bisa berkesimpulan seperti itu?
Menurut KH Ma’ruf Amin, itu karena lembaga yang didirikan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini cara berpikirnya sekuler.
Ketua Pelaksana Harian MUI KH Ma’ruf Amin mengatakan hal ini kepada itoday, Ahad (30/12/2012) menanggapi tuduhan Wahid Institute bahwa MUI, juga FPI, memicu kekerasan atas nama agama.
“Yang dilakukan MUI termasuk fatwa-fatwa itu dalam rangka menjaga akidah,” kata Ketua Komisi Fatwa MUI ini.
Kata Kiai Ma’ruf Amin, cara berpikir Wahid Institute yang sekuler tidak cocok diterapkan di Indonesia. “Wahid Institute itu tidak cocok hidup di Indonesia, dan berbahaya bagi akidah umat Islam,” jelasnya.
Selain itu, menurut Kiai Ma’ruf, fatwa MUI, termasuk pelarangan Ahmadiyah, bukan pemicu kekerasan di Indonesia.
“Kekerasan beda dengan fatwa. Kekerasan terhadap Ahmadiyah karena warga Ahmadiyah tidak mau mentaati SKB Tiga Menteri. Kekerasan karena sikap Ahmadiyah sendiri, bukan fatwa MUI,” tegas Kiai Ma’ruf Amin. 
 
SalamOnline

Sabtu, 29 Desember 2012

Sambil menggendong anaknya, ia menyebarang ke tengah pembatas jalan. Kamu tahu, untuk apa? Hanya untuk menegakkan sebuah bendera PKS yang terjatuh.


Kisah bermula ketika, saya ditanyai seorang teman—sekaligus klien– yang juga seorang elit partai berwarna kebangsaan merah itu. “Wan, menurut kamu bagaimana caranya agar kader partaiku juga bisa punya militansi seperti PKS?” tanya Mister Kurcaca.

Oh ya, sebagai penulis (meski amatiran), saya memang harus bergaul dengan kalangan lintaspartai. Bagi saya, mereka semua sahabat. Yah, kecuali yang menggangap saya sebagai musuh. :-D

***

“Wah, jika ingin jadi militan bisa saja. Tapi militansinya akan beda dengan kader PKS,” jawab saya.

“Oh ya, Mister: mengapa tiba-tiba bertanya tentang itu?” tanya saya lagi.

***

Mister Kurcaca pun bercerita kepada saya:

“Begini. Tempo lalu, aku sengaja melihat-lihat demonstrasi teman-teman dari PKS. Nah, pas bubaran, secara tidak sengaja aku melihat sebuah keluarga kader PKS berboncengan naik sepeda motor. Bapak, Ibu dan dua anak. Lengkap!

-

Tiba-tiba, motor itu berhenti. Si ibu (sahabat kurcaci), yang berjilbab, kemudian turun dari motor. Sambil menggendong anaknya, ia menyebarang ke tengah pembatas jalan. Kamu tahu, untuk apa? Hanya untuk menegakkan sebuah bendera PKS yang terjatuh.

-

Gila! Apa yang mendorong militansi semacam itu.

-

Penasaran, aku ikuti mereka. Hingga akhirnya sampai di sebuah toko swalayan kecil. Aku pun memarkir kendaraan di depan toko mini-swalayan itu, sambil menunggu mereka selesai berbelanja. Begitu keluar dari toko, aku sapa mereka: “Assalamu’alaikum”

-

Aku pun bercerita tentang peristiwa bendera jatuh tadi. Kamu tahu apa jawabannya?

“Motivasi saya surga, Pak!” jawab si Ibu.

Mister Kurcaca tak habis pikir: “Dengan tingkat militansi yang semacam itu, PKS pasti kuat sekali di dalam.”

Bagi saya, kisah ini bisa menjadi pelajaran bagi kedua pihak: PDI Perjuangan maupun PKS. Di mata saya, sebagai sebuah partai besar, PDI-P memang sudah saatnya membangun sebuah sistem kaderisasi berjenjang, lengkap dengan sistem meritrokasi jabatan yang tersistematis sehingga ada semacam iming-iming reward, yang bisa memotivasi setiap kader untuk menjadi militan. Tentu saja, iming-imingnya bukan surga, seperti ala kader PKS tadi.

-




ditulis oleh: sofwan.kalipaksi,seorang mantan jurnalis amatiran yang sesekali menjadi copy writer, ghost writer, dan jurnalis freelance

Jumat, 28 Desember 2012

“Indonesia Bagaikan Tanpa Pemimpin”

“Indonesia Bagaikan Tanpa Pemimpin” 

Wakil Ketua MPR Fraksi Partai Demokrati Indonesia (PDIP) Arif Budimanta menilai Indonesia pada tahun 2012 tanpa pemimpin bangsa. Sebab, arah bangsa tidak jelas akan dibawa ke mana.
“Negara berjalan layaknya kapal tanpa nahkoda di tengah samudra. Kami tidak tahu tujuannya, berlayar saja,” tegas Arif di Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, dalam diskusi bertajuk ‘Refleksi MPR RI tentang Stabilitas Politk 2013′.
Menurut dia, ini yang tidak terlihat di tahun 2012. Sejauh ini pemimpin tidak mencerminkan kedekatannya dengan rakyat. Sehingga segala kebijakan yang diambil terlihat jauh dengan rakyat.
“Terjadi ketika pemimpin tidak menyadari, tapi pemimpin yang mengambil jarak dengan bangsanya. Yang membuat quality itu ya negara, ya presiden,” tandas Arif.
Model kepemimpinan di 2012 ini, lanjut dia, tidak mencerminkan arah yang jelas. Justru semakin berkutat pada polemik-polemik baru yang dihasilkan pemimpin itu sendiri dalam hal ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Ketika pemimpin mengambil jarak, menimbulkan polemik baru, kata-kata bijak yang seolah-olah menghasilkan padahal menghasilkan masalah baru,” kata dia.
Arif juga menilai, fungsi pemerintah sebagai pengambil kebijakan juga tidak berjalan. Justru, yang terjadi adalah pemimpin hanya berpendapat. “Seperti pengamat saja. Di sinilah masalahnya. Bahwa pemimpin yang masih jauh dari rakyat, dan mengambil kebijakan yang tidak mengena pada rakyat.”
“Yang menjadi persoalan pemimpin yang jaga jarak dan mengkerdilkan konstitusi melalui kebijakannya,” tambah Arif.
Sebelumnya dikatakan, Indonesia saat ini dinilai kurang memiliki pemimpin yang tegas dan cepat dalam mengambil suatu keputusan. Selain itu, pemimpin yang ada saat ini dinilai juga kurang merakyat. Demikian disampaikan pengamat politik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Rubijanto Misman.
“Memang susah mencari figur-figur yang seperti ini. Jadi, saya berharap, presiden dalam lima tahun ke depan (presiden terpilih dalam Pemilihan Presiden 2014, red.), di samping orangnya tegas, berani mengambil risiko, cepat dalam mengambil keputusan, dan mau melindungi rakyatnya,” kata dia kepada wartawan di Purwokerto, hari ini.
Pernyataan tersebut sebagai respon terkait munculnya beberapa nama yang bakal meramaikan bursa calon presiden pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 mendatang. Mengenai hal itu, setiap warga negara memiliki hak untuk mencalonkan diri menjadi presiden.
Kendati sah-sah saja melakukan langkah politik tersebut, menurut dia, setiap warga negara tetap harus menakar kemampuannya. Sehingga tidak hanya berpatokan pada popularitas, yang berlabel pada tokoh masyarakat dan seniman.
“Sering kali ada kesan orang itu terjebak dalam popularitas sebagai seniman atau artis. Kalau kita menelusuri ‘track record-nya’ (rekam jejaknya, red.), saya tidak pernah dengar orang-orang itu punya ‘track record’ yang berkaitan dengan kemampuan manajerial maupun ‘leadership’ dalam suatu organisasi, apalagi ini suatu negara. Saya melihatnya seperti latah,” tuturnya.
Sejumlah artis misalnya, dicontohkan dia, ikut mencalonkan diri menjadi kepala daerah. Pencalonan para tersebut, dinilai dia, sering kalai dilihat sebagai sebuah glamor. Karena, hal itu disebabkan sosok keartisannya yang memiliki konstituen, yang tidak lain para penggemarnya dan wajar jika kemudian dengan setia mendukung.
“Tetapi kita tidak tahu persis kompetensi dan kredibilitas yang bersangkutan. Jadi harus dilihat ‘track record-nya’, latar belakangnya dia dulu,” kata mantan Rektor Unsoed Purwokerto ini.
Pemimpin bangsa, ujar dia, tidak hanya sekadar bermodalkan pada popularitas seseorang. Melainkan juga menyertakan penilaian-penilaian lain, Menurut Rubijanto, jika orang itu merupakan seorang akademisi, dia harus mempunyai prestasi yang bagus dalam memimpin perguruan tinggi serta memiliki kemampuan-kemampuan yang bagus dalam memajukan institusi sehingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

fimadani

Ketua Bapilu PPP Persilakan PKS Bergabung di “Rumah Besar Umat Islam”

Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Fernita Darwis. (binapersatuan.com) 

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ngebet menggabungkan partai-partai Islam yang ada di Indonesia.
“(Soal) merger partai, saya setuju,” kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Fernita Darwis dalam diskusi “Yang Mana Partai Islam di Indonesia?” di kantor sebuah media online Jalan Haji Ten IV, No 6, Rawamangun Jakarta Timur, Senin (24/12).
Apalagi, sambung Fernita, jika partai itu bukan hanya berbasis masa Islam, tapi juga berazazkan Islam.
“Kalau menurut saya, sebaiknya PKS silakan masuk saja ke rumah besar umat Islam (jargon PPP),” tambahnya.
“Soal siapa nanti yang menjadi ketua umum, itu dibicakan belakangan” tambahnya lagi.

PKB tak Mau Disebut Partai Islam

Ketua DPP PKB, Abdul Malik Haramain. (matanews.com) 

Meski menjadikan warga nadliyin (Nahdlatul Ulama/NU) sebagai salah satu basis suara mereka, namun Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak mengakui Islam sebagai ideologi politik.
“PKB bukan partai Islam dan tidak mengaku-mengaku sebagai partai Islam,” kata Ketua DPP PKB, Abdul Malik Haramain, saat diskusi “Yang Mana Partai Islam?” yang diselenggarakan sebuah media online, Jakarta, Senin (24/12).
Malik mengatakan PKB ingin menjadi partai moderen. Partai yang tidak mengekslusifkan diri pada isu-isu keagamaan.
Malik menilai Islam atau agama tidak menjadi determinan utama bagi seseorang dalam menentukan pilihan politik. “PKB ingin menjadi partai moderen. Islam atau agama tidak akan menjadi determinan faktor pemilih memilih partai,” ujar Malik.
Berangkat dari kesadaran semacam itu, PKB juga tidak akan berfokus pada persoalan-persoalan agama. Selain dianggap tak menguntungkan secara elektoral, isu keagamaan juga menciptakan kesan eksklusif bagi sebuah partai.
“Bagi PKB, isu partai Islam tidak prospektif. Kalau partai politik mengangkat isu keagamaan, kesan yang muncul eksklusif,” kata Malik.

Saat Militansi Mulai Mengendur, Berkacalah



Beberapa kali saya mendengar dari beberapa ikhwah, “halaqoh-halaqoh saya terasa kering dari membangunkan ghiroh, saya tidak menemukan seperti yang dulu saya temukan” . 
Disadari atau tidak seringkali ini menjadi permasalahan mendasar yang menjadi penyebab penurunan militansi. Banyak alasan dikemukakan, mulai dari Murobbi yang tidak ngruhi, kesibukan organisasi sampai masalah keluargapun tidak luput jadi alasan penyebab ketidak hadiranke sebuah halaqoh, sebuah sarana yang menjadi tolak ukur paling awal dari sebuah militansi.
Bisa jadi masalahnya memang ada pada Quwwatu Ruhiyah, pada kekuatan ruhiyah yang mulai kendor sehingga menjadi sangat mudah untuk melalaikan amanah, menunda amanah, bahkan yang paling berat  sampai mundur sama sekali dari jama’ah.
Mungkin saja kita masih liqo, mungkin saja kita masih syuro, mungkin saja kita masih aktif sebagai aktivis dakwah, yang menjadi masalah adalah ketika kita menjalankan semua itu ternyata hanya sebuah lakon saja, bukan sebagai bagian dari muwasofhat diri. Betapa kita melakonkan sebagai aktivis dakwah dengan segala pernak-perniknya..ya hanya sebagai lakon dan hanya berlaku ketika kita memerankan lakon tersebut, hanya beberapa jam saja mungkin saat liqo, mungkin saat syuro, mungkin saat demo..tapi setelah itu kita menjadi seperti orang lain kebanyakan banyak menghabiskan waktu untuk aktivitas-aktivitas laghwun, menganggap sepele ibadah harian, serta tidak bersemangat mengejar pencapaian muwashofat kader  da’wah.

Sebelum mengeluhkan tentang keringnya halaqoh pekanan ataupun menurunnya militansi..yuk coba dilihat diri kita masing-masing, selama ini kita hanya bermain peran atau menjalankan lakon saja ataukah memang sudah melekat dalam keseharian kita muwashofat sebagai seorang aktivis/Da’i.

Semoga Alloh SWT  memberikan kekuatan Ruhiyah bagi kita, sehingga sanggup untuk memikul sekian banyak amanah dan menjadi individu-individu yang memberikan pengaruh kebaikan.

Wallohu A’lam
Islamedia

Konferensi Imam dan Syeikh di Belanda untuk Respon Anti Islam

 

Konferensi ini diadakan di Masjid As Sunnah di Deen Hag – Belanda dengan latar belakang adanya pembuatan film yang melecehkan Nabi Muhammad, dan diperdagangkan secara global melalui sarana komunikasi sosial  sehingga menimbulkan reaksi protes dari umat Islam seluruh dunia, dan sebagai respons terhadap  pernyataan orang Belanda Geert Wilders  yang menghina Nabi dan kesucian Al-Quran dan Islam.
Konferensi , yang diselenggarakan oleh “Al Markaz As Tsaqofi Al Islami ” dari Assunah Foundation selama lima hari, dan dengan tema yang digunakan “Rahmatan li al ‘alamin”  yang mana konfrensi ini dihadiri oleh para imam dan sheikh dari dalam dan luar Belanda.
Presiden As Sunnah Foundation di Den Haag Abdul Hamid Tahiri mengungkapkan kepada “Al Jazeera net” bahwa konferensi ke 13 ini ditujukan untuk melawan serangan yang berturut-turut dan sistematis oleh orang orang yang benci Islam dan perdamaian Nabi saw. Begitu juga  topik-topik kuliah dan seminar yang disampaikan berkaitan dengan pribadi, pesan dan moral Nabi Muhammad SAW.
Tahiri mengatakan bahwa pesan konferensi ini akan di sampaikan ke semua orang, konferensi ini berbahasa Arab dan diterjemahkan langsung ke bahasa Belanda. Dan konferensi ini akan  dipublikasikan di jejaring sosial agar tersampaikan ke berbagai kalangan.

(zae/Al jazeera)

Guru Kehidupan

 

Ada murid dapat belajar hanya dari guru yang ber-SK, disuapi ilmu dan didikte habis-habisan. Ada yang cukup belajar dari katak yang melompat atau angin yang berhembus pelan lalu berubah menjadi badai yang memporakporandakan kota dan desa. Ada yang belajar dari apel yang jatuh disamping bulan yang menggantung di langit tanpa tangkai itu. Ada guru yang banyak berkata tanpa berbuat. Ada yang lebih pandai berbuat daripada berkata. Ada yang memadukan kata dan perbuatan. Yang istimewa diantara mereka, “bila melihatnya engkau langsung ingat Allah, ucapannya akan menambah amalmu dan amalnya membuatmu semakin cinta akhirat (khiyarukum mandzakkarakum billahi ru’yatuh wa zada fi’amalikum mantiquh wa raggahabakum filakhirati ‘amaluh)”
Yang tak dapat belajar dari guru alam dan dinamika lingkungannya, sangat tak berpotensi belajar dari guru manusia. Yang tak dapat mengambil ibrah dari pelajaran orang lain, harus mengambilnya dari pengalaman sendiri, dan untuk itu ia harus membayar mahal. Bani Israil bergurukan nabi Musa As, salah satu Ulul Azmi para rasul dengan azam berdosis tinggi. Bahkan leluhur mereka nabi-nabi yang dikirim silih berganti. Apa yang kurang? Ibarat meniup tungku, bila masih ada api di bara, kayu bakar itu akan menyala, tetapi apa yang kau hasilkan dari tumpukan abu dapur tanpa setitik api, selain kotoran yang memenuhi wajahmu?
Murid-murid Bebal
Berbicara seputar orang-orang degil, berarti menimbun begitu banyak kata seharusnya. Seharusnya Bani Israil berjuang sepenuh jiwa dan raga, bukan malah mengatakan: “Hai Musa, kami telah disakiti sebelum engkau datang dan setelah engkau datang,” (QS.7:129) karena sesungguhnya mereka tahu ia benar-benar diutus Allah untuk memimpin mereka.
Seharusnya mereka tidak mengatakan: “Kami tak akan masuk kesana (Palestina), selama mereka masih ada disana, maka pergilah engkau dengan tuhanmu, biar kami dudukduduk disini,” (QS.5:24) karena berita tenggelamnya Fir’aun di lautan dan selamatnya Bani Israil, adalah energi besar yang mampu meruntuhkan semangat orangorang Amalek yang menduduki bumi suci yang dijanjikan itu. Adapun yang ditenggelamkan itu Fir’aun, mitos sejarah yang tak terbayangkan bisa jatuh. Kemudian seharusnya mereka yang dihukum karena sikap dan ucapan dungu tadi, pasrah saja di padang Tih, dengan jatah catering Manna dan Salwa serta tinggal beratapkan awan pelindung dari sengatan terik matahari.
Ternyata mereka mengulangi lagi kedegilan lama mereka. “Hai Musa, kami tak bakalan sabaran dengan jenis makanan monotype, cuma semacam ini, karenanya berdoalah engkau kepada tuhanmu untuk kami, agar ia keluarkan untuk kami tumbuhan bumi, yaitu: sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang puihnya, kacang adasnya dan bawang merahnya.” (QS.2:61) Betul, manusia memerlukan guru manusia, tetapi apa yang dapat dilihatnya diterik siang di bawah sorotan lampu ribuat watt, bila matanya ditutup rapat? Tarbiyah dzatiyah atau pendidikan mandiri untuk menguasai mata kuliah kehidupan sangat besar perannya.
Sebuah bangsa yang sudah “merdeka” 54 tahun, namun tak peduli bagaimana menghemat cadangan energi, tak tahu bagaimana membuang sampah, ringan tangan membakar hutan dan me-WC-kan sungai-sungai kota mereka, tentulah bukan bangsa yang pandai mendidik diri. Sebuah bangsa yang tergopoh-gopoh ikutan kampanye anti AIDS, dengan hanya menekankan aspek seks aman (dunia) saja tanpa mengingat murka Allah, tentulah bangsa itu belum kunjung dewasa. Bila diingat 6 dari 10 anak-anak mereka terancam flek paru-paru, lengkap sudah kebebalan itu.
Nurani yang Selalu Bergetar Konon, Imam Syafi’ie ra sangat malu dan menyesal bila sampai ada orang mengutarakan hajat kepadanya. “Mestinya aku telah menangkap gejala itu cukup dari kilas wajahnya.” Mereka yang akrab dengan arus batin manusia, mestinya selalu dapat menangkap isyarat muqabalah (oposit) makna ayat 2:273, “Engkau kenal mereka dengan ciri mereka, tak pernah meminta kepada manusia dengan mendesak.” Sementara yang bukan “engkau” tak dapat membaca gelagat ini: “Si jahil mengira mereka itu kaya, lantaran mereka berusaha menjaga diri.”
Mereka yang berhasil dalam tarbiyah dzatiyah akan tampil sebagai manusia yang jujur, ikhlas dan merdeka. Karenanya, “Hindarilah bergincu dengan ilmu sebagaimana engkau menghindari ujub (kagum diri) dengan amal. Jangan pula engkau meyakini bahwa aspek batin dari adab dapat diruntuhkan oleh sisi zahir dari ilmu. Taatilah Allah dalam menentang manusia dan jangan taati manusia dalam menentang Allah. Jangan simpan sedikitpun potensimu dari Allah dan jangan restui suatu amal kepada Allah yang bersumber dari nafsumu. Berdirilah dihadapan-Nya dalam shalatmu secara total.” (Almuhasibi, Risalatu’lmustarsyidin).
Akhirnya, semakin jauh perjalanan tarbiyah dzatiyahnya, semakin banyak kekayaan yang diraihnya. Ungkapan berikut ini tidak ada kaitannya dengan bid’ah atau khilafiyah fiqh. Ia lebih mewakili ibrah agar kita tak terjebak pada aktifitas formal atau sebaliknya. “Pada aspek zahir ada janabah yang menghalangimu masuk rumah-Nya atau membaca kitab-Nya, dan aspek batin juga punya janabah yang menghalangimu memasuki hadhirat keagungan-Nya dan memahami firman-Nya. Itulah ghaflah (kelalaian)” (Ibnu Atha’illah, Taju’l Arus).
Hakikat Kematangan Ilmu
Kembali ke kematangan pribadi dan keberhasilan tarbiyah dzatiyah, seseorang tak diukur berdasarkan kekayaan hafalannya atau keluasan pengetahuannya, tetapi pada kemampuannya memfungsikan bashirahnya: “Perumpamaan orang yang aktif dalam dunia ilmu namun tak punya bashirah, seperti 100.000 orang buta berjalan dengan kebingungan. Seandainya ada satu saja di tengah mereka yang dapat melihat walau hanya dengan satu mata, niscaya masyarakat hanya mau mengikuti yang satu ini dan meninggalkan yang 100.000″.
Rasulullah SAW meredakan kemarahan para sahabat yang sangat tersinggung kepada seorang pemuda yang minta izin kepada beliau untuk tetap bisa berzina. “Engkau rela ibumu dizinai orang?” tanya beliau dengan bijak. “Demi Allah, saya tidak rela!” “Relakah engkau jika anak perempuanmu, saudara perempuanmu dan isterimu dizinai orang?” “Tidak, demi Allah!” “Nah, demikianlah masyarakat….”
Demikianlah, amtsal merupakan metode pencerahan yang digunakan Al-Qur’an dan Al-Hadist, bahkan dengan kata kunci yang patut dicermati: “….Tak dapat memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu” (29:43). Citarasa yang tinggi dibangun dan sensitifitas dipertajam, mengantarkan manusia kepada puncak pencerahan ruhani mereka. Sebuah ungkapan kedewasaan pun “Semua manusia dari Adam dan Adam dari tanah, tak ada perbedaan antara Arab atas Ajam dan Ajam atas Arab melainkan dengan taqwa.” Itulah zaman, saat sejarah tak lagi dimonopoli raja, puteri dan pangeran, tetapi menjadi hak bersama yang melambungkan nama Bilal budak hitam abadi dalam adzan, atau Zaid menjadi satu-satunya nama sahabat dalam Al-Qur’an.
Demikianlah kemudian kita kenal Ammar, Sumayyah dan banyak lagi budak yang melampaui prestasi dan prestise para bangsawan. Padahal 13 abad kemudianpun Eropa masih mempertanyakan perempuan makhluk apa. Dan, para intelektualnya sampai pada kesimpulan “Mereka adalah iblis yang ditampilkan dalam tampilan manusia.” Justru Muhammad SAW telah memberi standar “Takkan memuliakan perempuan kecuali seorang mulia dan takkan menghinakan mereka kecuali manusia hina”. Sementara para perempuannya seperti dilukiskan puteri Sa’id bin Musayyab: “Kami memperlakukan suami seperti kalian memperlakukan para pemimpin, kami ucapkan: “Ashlahakallah, hayyakallah!” (Semoga Allah memperbaiki/melindungimu, semoga Allah memuliakanmu).”

Oleh : Ust. Rahmat Abdullah

Akumulasi Waktu Kebajikan

Alun-alun Tahrir di Kairo tiba-tiba jadi saksi sejarah dari ledakan kemarahan para pemuda Mesir. Jutaan jiwa muda itu tumpah ruah dengan satu target: Mubarak harus turun! Dan Mubarak pun akhirnya memang turun. Di lapangan yang sama -sepekan setelah kejatuhan Mubarak- para pemuda mendengar khutbah Jumat dari seorang ulama Mesir yang pernah diusir oleh rezim Mesir puluhan tahun lalu: Syekh Yusuf Al Qardhawi.

Itu dua wajah sejarah dari dua orang pelaku yang tumbuh dan hidup dalam waktu yang sama. Yang satu mengakumulasi tirani. Yang satu mengakumulasi dakwah. Tapi keduanya menggunakan waktu yang lama. Lama sekali dalam hitungan umur individu. Akumulasi tirani itulah yang meledakkan pemuda Mesir di lapangan Tahrir, Kairo. Akumulasi dakwah juga yang menghadirkan Qardhawi kembali ke lapangan itu setelah pengusiran yang lama.

Sejarah adalah akumulasi yang meledak. Akumulasi kebajikan akan meledak jadi peradaban. Akumulasi tirani akan meledak jadi revolusi. Tidak ada pelaku sejarah yang bisa meninggalkan jejak kalau hanya numpang lewat dalam hidup. Itu sebabnya perubahan-perubahan besar tidak akan pernah berlangsung dalam tempo yang singkat. Itu sebabnya sejarah menghapus banyak nama para pelaku karena mereka gagal mengakumulasi kebajikan mereka dalam rentang waktu yang lama.

Dalam makna akumulasi itulah Al-Qur’an memperkenalkan tiga besaran waktu yang berbeda. Satuan terkecilnya adalah waktu individu. Akumulasi dari waktu individu akan membentuk waktu sosial. Selanjutnya akumulasi waktu sosial akan membentuk waktu peradaban atau sejarah. Yang kita baca dari sejarah umumnya adalah akumulasi waktu individu yang berhasil membentuk waktu sosial dan peradaban dari sebuah komunitas.

Maka sejarahh sosial atau peradaban merupakan akumulasi dari sejarah individu-individunya. Tapi tak pernah ada sejarah individu yang bisa kita lepaskan dari konteks sosial dan peradabannya. Akumulasi kebajikan individu hanya akan meledak jika sejak awal ia terangkai dalam keseluruhan waktu sosial. Mubarak dan Qardhawi adalah dua individu yang bergulat dalam waktu sosial yang sama, dan akhirnya meledak pada waktu yang sama, yaitu waktu sosial masyarakat Mesir. Hasil bagi individu berbeda. Tapi keduanya melukis kanvas waktu masyarakat Mesir. 

[Anis Matta, sumber : Serial Pembelajaran Majalah Tarbawi edisi 247]

Akankah tarbiyah menjadi semangat zaman?


Tarbiyah Islamiyah telah melewati usia 20 tahunnya. Fenomena yang berawal dari sekolah-sekolah dam kampus terus berkembang mengikuti gerak perubahan Negri ini. Di awali dari mihwar tandzimi dimana tarbiyah telah membangun organisasi dakwah yang solid dan kuat, yang siap menjadi tulang punggung dakwah,dengan rekrutmen kader dan membentuknya menjadi kader-kader kuat dan tangguh. Memasuki mihwar sya’bi dengan membangun basis social yang luas dan merata sebagai barisan pendukung dakwah, hingga saat ini di mihwar muassasi dimana dakwah telah membangun institusi untuk mewadahi pekerjaannya, para kader dakwah mulai memasuki wilayah kelembagaan, kekuatan dakwah ditransformasikan ke dalam Hizbud-Dakwah, akankah tarbiyah tetap menjadi semangat zaman seperti di dua fase perjalanan dakwah sebelumnya?

Penerimaan umat terhadap tarbiyah:
Kalau dulu para aktivis dakwah mendatangi orang-perorang untuk menawarkan tarbiyah, sekarang masyarakat seakan mengantri menunggu para aktivis yang mau mentarbiyah mereka. Hal menggembirakan ini patutlah kita syukuri, kebahagiaan seorang da’i adalah ketika menemukan masyarakat menerima seruannya, dan mengikuti jalan Islam dalam kehidupannya. Keikhlasan menjadi kunci terbukanya pintu ridha dan pertolongan dari Allah SWT.
Pada awal mihwar tanzhimi, kebersamaan kita dan dakwah dirasakan seperti hidayah dan nikmat Allah yang membawa kita keluar dari kelamnya kegelapan jahiliyah menuju ruang baru Islam yang terang benderang. Ada semangat kuat untuk membedakan diri.dan keterasingan menjadi sebuah keberuntungan dalam benak dan perasaan para kader.

‘Islam pertama kali datang asing, dan akan kembali menjadi asing. Maka beruntunglah orang-orang yang asing. Yaitu mereka yang memperbaiki sunnahku setelah manusia merusaknya”

Ketika dakwah meluaskan langkahnya kedalam mihwar sya’bi. Ada misi besar yang di amanahkan dakwah pada kader tarbiyah sekitar tujuh tahun lalu, yaitu menebarkan keistimewaan Islam kapada masyarakat luas. Para kader dakwah pun lebih mengorganisir amalnya melalui berbagai wajihat dan muassasat, pendidikan,pelayanan social, pelayanan dakwah, dan ekonomi, kader dakwah pun mulai dikenal sebagai public figure.

Tarbiyah semangat zaman:
dua fase awal dakwah mihwar tanzhimi-mihwar sya’bi- dilalui dengan semangat zaman untuk mentarbiyah umat,daurah rekrutmen-halaqoh menjadi sarana utama untuk membentuk generasi robbani,halaqoh dijadikan sarana utama untuk bekal dakwah di masyarakat “Hendaklahkamu menjadi orang-orang robbani. Karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya” (QS.Ali Imran:79) Tidak ada keraguan sedikitpun untuk menyampaikan Islam kepada mad’uwin(objek dakwah).Tiga unsure yang menghiasi militansi tarbiyah dan dakwah para kader pada tingkat individu; izzah,hamasah, dan ghirah Islamiyah. Ada kebanggaan dan keyakinan”izzah” akan fikrah islam yang mereka miliki.

Ada “hamasaH” semangat menggelora untuk mengamalkan Islam dan menyerukannya kepada orang lain, dan ada “ghiroh”, kecemburuan dan semangat pembelaan terhadap Islam. Militansi individu semakin diperkokoh dengan semangat keterikatan(ruhul-irtibat) antar anggota dalam sebuah halaqoh, semangat persaudaraan (ruhul-ukhuwah) yang terpancar dari wajah-wajah para kader yang saling mengenal, serta semangat kerjasama (ruhul-amal jamai) untuk menopang berbagai tanggungjawab dan beban dakwah melalui semangat saling memberi dan berkorban (ruhul badl wat-tadhiyah).

Rahasia Sukses Tarbiyah:
Pertama dan utama adalah Istiqomah dalam hidayah,keikhlasan, ketaatan dan dalam kesabaran. Dalam perjalanan panjang dakwah dan tarbiyah ini, istiqomah dibangun melalui tarbiyah imaniytah yang terus menerus, baik secara jama’i maupun dzati(mandiri). Liqo tarbawi dan berbagai aktifitas jamai untuk tarqityah maknawiyah dan tazkiyatun-nafs dilakukan secara periodik untuk dapat menjaga ke-istiqomahan dalam tarbiyah.

Rahasia kedua adalah disiplin dalam tanggung jawab (indibath bil-masuliyah). Semakin disiplin pada tanggungjawab dakwah dan tarbiyah, semakin Allah memudahkan semua urusan mereka. “dan bersabarlah, karena Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan” (QS. Huud:115)

Rahasia ketiga adalah At-takamuliyah fi daur at-tarbawi, kemenyeluruhan dalam peran tarbiyah. Layaknya seorang murabbi atau murabbiyah ketika mentarbiyah mutarabbinya, tidak hanya memerankan diri sebagai guru, tetapi pada saat yang brsamaan ia menjadi seorang syaikh dalam memelihara dan meningkatkan ruhiyah maknawiyah mutarabbinya. Ketika menghadapi masalah-masalah yang dihadapi mutarabbinya ia menjadi bapak atau ibu (walid) , ketika berada di medan dakwah dan amal Ia menjadi qaid(pemimpin) yang ikhlas,bijak dan tegas. Kemenyeluruhan peran-peran tarbiyah inilah yang telah berhasil melahirkan kader-kader terbaik .

Menyiapkan Annasir taghyir:
Adalah tadbir Rabbani yang penuh dengan hikmah, ketika tarbiyah ini menanam bibit-bibit awalnya di kalangan pelajar dan mahasiswa, apa yang ditanamkan sejak awal oleh tarbiyah adalah menginvestasikan calon-calon pemimpin bagi proses perubahan besar di negri ini. Menyiapakan Annasir taghyir ( agen atau pelaku perubahan ) sehingga baik buruknya negri ini dan gerak perubahan di masyarakat sangat ditentukan oleh para pemimpinnya. Calon-calon pemimpin masa depan negri ini telajh menyebar ke berbagai sendi umat, dan nyatanya mereka telah menjadi sendi rujukan(marjaa) bagi masyarakatnya. Kredibilitas moral dan social yang dimiliki telah membuka jalan bagi mereka untuk berperan sebagai pemimpin masyarakat( qiyadatul mujtama’).

Momentum dan Tugas Perubahan:
Kini tarbiyah telah berada pada mihwar muassasi. Dakwah ini telah mentransformasikan dirinya sebagai hizbud-dakwah di tengah-tengah keterbukaan dan kompetisi. Masa depan islam di negri ini ditentukan pada kemauan dan kemampuan kita untuk merealisasikan Peradaban Isalm yang tertuang pada tugas-tiugas berikut:

Pertama, melibatkan diri sekuat tenaga untuk membebaskan umat dari belenggu kejahiliahan dan kezhaliman politik. Tugas kedua, memenuhi aras negri ini dengan solusi Islam, bukan pada tataran opini dan wawancara saja, tetapi sampai tingkat praktis dan aplikasi. Umat membutuhkan sesuatu untuk menyelamatkan mereka dari rapuhnya bangsa ini, dan jawaban atas semua ini sudah sampai pada tataran aksi, bukan lagi diskusi. Setiap kader dakwah adalah orang-orang cerdas yang mampu menggerakan komunitas sekelilingnya untuk bersama-sama melakukan perubahan dan perbaikan.

Tugas ketiga adalah mengajak sebanyak-banyaknya manusia untuk menerima Islam dan menjadi pendukung dakwah ini. Untuk itu pekerjaan pertama kita adalah da’i, pekerjaan kedua kita adalah murabbi dan pekerjaan ketiga kita adalah pemimpin. Tugas keempat kita adalah terus menerus menyiapakan diri dan mengembangkan segala kemampuan yang dibutuhkan oleh dakwah.

Tarbiyah adalah madrasah tempat kita membina diri, maka kokohkanlah kembali tarbiyah karena “pemimpin tidak akan lahir tanpa proses tarbiyah”

  “Tarbiyah Semangat Zaman"

Tokoh-tokoh Nasional Akan Berkumpul di Refleksi Akhir Tahun PKS



Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan menggelar refleksi akhir tahun 2012 di pusat seni budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 29 Desember 2012. Sejumlah tokoh nasional dipastikan akan menghadiri acara tersebut.

Ketua DPP PKS Bidang Seni dan Budaya, Yudi Widiana Adia, mengatakan refleksi akhir tahun ini menjadi momentum yang tepat bagi para tokoh politik dan pemimpin bangsa untuk saling bersilaturahmi mempersiapkan tahun 2013 kehidupan politik dan sosial yang lebih baik.

"Ini akan menjadi ajang silaturahim para calon pemimpin bangsa yang potensial. Lewat acara ini kita juga berharap kedepannya Indonesia akan menjadi lebih baik lagi dibandingkan tahun 2012," ujar Yudi di Jakarta, Rabu (26/12/2012).

Menurutnya, sepanjang tahun 2012 diwarnai situasi politik dan hukum yang hangat. Sejumlah masalah hukum, yang paling menyita publik adalah perseteruan antara lembaga penegak hukum, KPK dan Polri. Padahal, menurut Yudi, dua lembaga tersebut seharusnya saling sinergi dan saling mendukung dalam upaya penegakan hukum di tanah air, khususnya masalah korupsi yang menjadi amanat reformasi.

"Selain itu, penuntasan kasus-kasus korupsi seperti kasus Hambalang dan Century juga tak kunjung selesai hingga sekarang ini. KPK dan Polri harus selalu sinergi, saling mendukung agar kedua kasus ini, dan juga kasus-kasus lainnya segera tuntas" kata Yudi.

Sementara itu, situasi politik sepanjang tahun 2012 ini, menurut Yudi cukup bergejolak. Kondisi politik 2012 cukup dominan dengan munculnya tokoh fenomena seperi Jokowi pada Pilgub DKI Jakarta. Menurut dia, sosok Jokowi mampu menggerakkan kalangan kelas menengah yang selama ini banyak yang apolitis untuk bergerak ke bilik-bilik suara dan memilih dirinya yang dianggap membawa perubahan.

Tokoh-tokoh nasional yang juga ramai dibicarakan oleh publik sebagai capres alternatif akan hadir, di antaranya Ketua MK Mahfud MD, mantan Ketua MK Jimly Assidiqqie, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Ketua DPR Priyo Budi Santoso, Wakil Ketua DPR yang juga Sekjen PDIP Pramono Anung, Ketua FPDIP Puan Maharani, pengusaha Chairul Tanjung, pengusaha Sandiaga S Uno, Gubernur DKI Joko Widodo, dan raja dangdut yang juga mubaligh, Rhoma Irama.


Gelar Seni dan Budaya

Selain mengumpulkan sejumlah tokoh nasional, refleksi akhir tahun ini juga menjadi bentuk apresiasi PKS terhadap seni dan budaya. Sejumlah seni dan budaya tanah air digelar dalam acara ini.

"Acara ini akan menjadi wujud apresiasi PKS terhadap seni dan budaya. Ini sesuai dengan cita-cita PKS yang ingin membangun peradaban. Walau bagaimana pun, peradaban tidak bisa lepas dari seni budaya," tambah Yudi.

Berbagai lomba seperti lomba band religi dengan total hadial Rp 25 juta dapat diikuti oleh masyarakat umum, lomba melukis dengan cat air untuk pelajar SMP dan SMA, dengan total hadiah Rp 10 juta. Ada juga lomba cipta lagu PKS dengan kualifikasi lagu pop dan nuansa kedaerahan. Lomba cipta lagu PKS ini terbuka untuk umum dan disediakan hadiah Rp 5 juta untuk pemenang masing-masih kategori.

Selain lomba-lomba, akan digelar juga Konser Nasyid dan Musik Religi yang akan diramaikan oleh grup Nasyid nasional seperti Shotul Harokah, Izzatul Islam, Fatih, Punk Muslim dan lainnya. Bagi para muslimah, juga akan digelar Fashion Show Busana Muslimah.

Puncak acara Refleksi Akhir Tahun 2013 akan ada renungan akhir tahun bersama sejumlah petinggi PKS seperti Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, Sekjen PKS Anis Matta, Ketua Fraksi PKS DPR RI Hidayat Nur Wahid, seniman, budayawan sekaligus aktor senior Deddy Mizwar, dan sejumlah tokoh lainnya.

Hanya PKS dan Hanura yang Tak Ada Kadernya Tersangkut Kasus Korupsi


Sebanyak 25 wakil rakyat dari DPR/DPRD I/DPRD II dan 1 pejabat tinggi negara terjerat korupsi di KPK, Kajaksaan dan kepolisian sepanjang 2012. Dari 25 orang itu, kader Golkar menempati posisi teratas disusul PAN.
Hal itu disampaikan peneliti korupsi politik ICW, Apung Widadi dalam juma pers "Outlook Korupsi Politik 2013" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Jumat (28/12).
Apung membeberkan dari Golkar ada 7 orang yang tersangkut kasus korupsi. Yaitu; Zulkarnen Djabar (anggota Banggar dan Komisi VIII DPR), Yohanes Eluay (Ketua DPRD Jayapura), Iqbal Wobisono (mantan anggota DPRD Jateng), Yurikus Dimang (Wakil Ketua I DPRD Palangakaraya), Andi Irsan Idris Galigo (anggota DPRD Bone), Zahri (Ketua DPRD Pelawan) dan Muhammad Faisal Anwar (anggota DPRD Riau).
Sementara dari PAN ada 5 orang. Yaitu, Riza Kurniawan (Wakil Ketua DPRD Jateng), Taufan Andoso Yakin (Wakil Ketua DPRD Riau), E Suminto Adi (anggota DPRD Mojokerto), Agung Purno Sarjono (anggota DPR Semarang) dan Suminto Adi (anggota DPRD Mojokerto).
Sementara untuk Partai Demokrat terdapat empat orang. Mereka adalah Angelina Sondakh (anggota DPR), Muhammad Nazaruddin (mantan angota DPR), Wisnu Wardhana (Ketua DPRD Surabaya) dan Andi Alifian Mallarangeng (mantan Menpora).
Jumlah kader Demokrat yang tersangkut kasus korupsi sama dengan PDIP. Kader partai berlambang kepala banteng yang terjerat korupsi adalah Izederik Emir Moeis (Ketua Momisi XI DPR), Murdoko (Ketua DPRD Jawa Tengah). Aries Marcorius Narang (Ketua DPRD Palangkaraya) dan Sukarni Joyo (anggota DPRD Kutai Timur).
PKB dan PPP masing-masing punya dua kader. Yaitu; Zulkifli Shomad (mantan Ketua DPRD Kota Jambi) serta M Dunir (anggota DPRD Riau) dari PKB. Sedangkan PPP, SD (anggota DPRD Lobar) dan Jambran Kurniawan (Wakil Ketua DPRD Palangkaraya).
Dan terakhir Partai Gerindra. Seorang kader Prabowo Subianto yang tersangkut korupsi itu adalah Sumartono (anggota DPRD Semarang).
Sementara satu orang lagi anggota dewan yang terlibat korupsi belum teridentifikasi berasal dari partai mana. Yaitu Afit Rumagesan (Ketua DPRD Fakfak).
Praktis, dari sembilan partai yang ada hanya PKS dan Partai Hanura yang tak ada kadernya terjerat kasus kejahatan kerah putih tersebut.

RMOL

Dokter Paling Populer di AS Memeluk Islam



 Salah satu dokter paling populer di Amerika Serikat (AS) adalah Dokter Oz. Ia menjadi dokter yang sangat terkenal karena kerap tampil di acara talk show The Oprah Winfrey Show, mengisi tema kesehatan.

Dokter Oz juga mengisi acara Larry King Live. Bahkan sejak 2009 lalu, Dokter Oz punya acara pribadi di televisi berjudul Dr Oz Show, sebuah talkshow yang diproduksi oleh Harpo Production.

Popularitas dokter Oz juga tidak asing bagi pengguna internet dari berbagai negara karena ia aktif menulis dan melayani konsultasi di web pribadinya, doctoroz.com.

Namun tahukah Anda identitas dokter Oz? Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa ia memeluk Islam. Nama aslinya Dr Mehmet Cengiz Oz. Ahli bedah jantung dari Harvard University itu lahir di AS pada 1960. Namun, ayah dan ibunya adalah Muslim asal Turki. Sang ibu bernama Suna, sedangkan ayahnya bernama Mustafa Oz.

"Saya dididik oleh ibu yang Islam sekuler, Namun ayah saya sangat teguh memegang prinsip Islam," kata dokter Oz mengungkapkan identitas kedua orangtuanya. Di tangan dua orang tua yang berbeda gaya Muslimnya itulah dokter Oz mendapatkan pendidikan keluarga.

Dokter Oz hingga saat ini tetaplah seorang Muslim. Ia bahkan tidak mau melupakan identitasnya sebagai seorang Turki. Ia pun mempertahankan kewarganegaraan Turkinya. Kecintaannya kepada Turki ia buktikan, diantaranya, dengan bergabung sebagai sukarelawan tenaga kesehatan militer negara yang kini dipimpin oleh Erdogan itu.

Bersama dakwah

TIPU DAYA SYAITAN

Dalam suatu Konferensi iblis...syaitan dan jin dikatakan..
biarkanlah mereka pergi ke Masjid..biarkan mereka tetap melakukan kesukaan mereka..TAPI CURI WAKTU MEREKA.. hingga
Mereka tidak lagi punya waktu untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah”...

“Inilah yang akan kita lakukan” kata iblis... ”Alihkan perhatian mereka dari usaha meningkatkan kedekatannya kepada Allah dan awasi terus kegiatannya sepanjang hari!”...

“Bagaimana kami melakukannya?” tanya para hadirin yaitu iblis..
syaitan dan jin...
Sibukkan mereka dengan hal-hal yang tidak penting dalam kehidupan mereka dan ciptakan tipudaya untuk menyibukkan fikiran
mereka,”..

Jawab sang iblis..
- “Rayu mereka agar suka BELANJA..BELANJA DAN BELANJA SERTA
BERHUTANG..BERHUTANG DAN BERHUTANG”...- “Bujuk para istri untuk bekerja di luar rumah sepanjang hari dan para suami bekerja 6 sampai 7 hari dalam seminggu,..10 – 12 jam
seminggu..hingga mereka merasa bahwa hidup ini sangat
kosong.”..
“Jangan biarkan mereka menghabiskan waktu bersama anak-anak
mereka.”..
- “Jika keluarga mereka mulai tidak harmonis..maka mereka akan merasa bahwa rumah bukanlah tempat mereka melepaskan
lelah sepulang dari bekerja..Dorong terus cara berfikir seperti itu
sehingga mereka tidak merasa ada ketenangan di rumah.”..
- “Pikat mereka untuk membunyikan radio atau kaset selama
mereka berkendaraan”.. Dorong mereka untuk menyetel TV..VCD..CD dan PC di rumahSepanjang hari..
Bunyikan musik terus menerus di semua restoran maupun toko
toko di dunia ini.”..

Hal ini akan mempengaruhi fikiran mereka dan merusak hubungan mereka dengan Allah dan Rasul-Nya”..
- “Penuhi meja-meja rumah mereka dengan majalah-majalah dan
tabloid...Cekoki mereka dengan berbagai berita dan gosip serta
infotainment selama 24 jam sehari”..
- “Serang mereka dengan berbagai iklan-iklan di jalanan”...Banjiri
kotak surat mereka dengan informasi tak berguna..katalog- katalog..undian-undian..tawaran-tawaran dari berbagai macam iklan...
- “Muat gambar wanita cantik yang langsing dan berkulit mulus di
majalah dan TV untuk menggiring para suami berfikir bahwa PENAMPILAN itu menjadi unsur terpenting.. hingga membuat para suami tidak tertarik lagi pada istri-istri mereka”..
- “Buatlah para istri menjadi sangat letih pada malam hari..buatlah mereka sering sakit kepala”...
- “Jika para istri tidak memberikan cinta yang diinginkan sang suami..maka akan mulai mencari di luaran..Hal inilah yang akan
mempercepat retaknya sebuah keluarga”..
- “Terbitkan buku-buku cerita untuk mengalihkan kesempatan mereka untuk mengajarkan anak-anak mereka akan makna shalat.”..
- “Sibukkan mereka hingga tidak lagi punya waktu untuk mengkaji
bagaimana Allah menciptakan alam semesta...Arahkan mereka ke tempat-tempat hiburan..dugem..fitness..mall..pertandingan-pertandingan..konser musik dan bioskop.”..
- “Buatlah mereka menjadi SIBUK..SIBUK DAN SIBUK...Perhatikan jika mereka jumpa dengan orang shaleh..bisikkan gosip-gosip dan percakapan tidak berarti..hingga percakapan mereka tidak berdampak apa- apa..
- “Isi kehidupan mereka dengan keindahan- keindahan semu yang
akan membuat mereka tidak punya waktu untuk mengkaji kebesaran Allah..Dan Dengan segera mereka akan merasa bahwa
keberhasilan..kebaikan/­kesehatan keluarga adalah merupakan hasil usahanya yang kuat(bukan atas izin Allah).”..
- “PASTI BERHASIL...PASTI BERHASIL.. RENCANA YANG BAGUS.”..
Iblis..syaitan dan jin kemudian pergi dengan penuh semangat
melakukan tugas MEMBUAT MUSLIMS MENJADI LEBIH SIBUK..LEBIH KALANG KABUT DAN SENANG HURA-HURA..Dan hanya
menyisakan sedikit saja waktu buat Allah sang Pencipta.”..
“Tidak lagi punya waktu untuk bersilaturahmi dan saling mengingatkan akan Allah dan Rasul-Nya”... Sekarang pertanyaanya
adalah... “APAKAH RENCANA IBLIS INI AKAN BERHASIL...???”...
ANDALAH YANG MENENTUKAN..!!!“ Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum..kecuali kaum itu sendiri yang
menentukan “.....
 

Sabtu, 22 Desember 2012

Hijau dan Putih adalah Warna Favorit Nabi Muhammad SAW

 

Selama ini mungkin kita hanya mengetahui bahwa Rasulullah atau Islam identik dengan warna hijau. Sebenarnya apa warna-warna favorit Rasulullah Muhammad saw?
Annas bin Malik mengatakan, “Warna yang paling disukai oleh Rasulullah saw adalah hijau.” Namun selain itu Rasul juga ternyata menyukai warna putih. Ada juga keterangan bahwa Nabi Muhammad saw pernah memakai pakaian berwarna hitam, merah hati, abu-abu dan warna campuran.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin berkata : ” Yang amat disukai oleh Nabi saw ialah warna putih.”
Ibnu Hajjar dalam Tanbih Al Akhbar mengatakan: “Pada hari raya kami disuruh memakai pakaian berwarna hijau karena warna hijau lebih utama. Adapun warna hijau adalah afdhal daripada warna lainnya, sesudah putih.”
Ibnu Ady meriwayatkan dari Jabir r.a yang berkata: “Aku pernah melihat Nabi saw memakai serban hitam yang dipakainya pada hari raya…”
Al Baihaqi meriwayatkan hadis dari Jabir r.a katanya : “Pernah Rasulullah saw berpakaian yang bercorak merah pada dua hari raya dan pada hari Jumat.”
Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. dia berkata : “Pernah Nabi saw keluar dengan kepala yang dibalut sehelai kain yang berwarna abu-abu.”
Imam Bukhari meriwayatkan hadis dari Anas r.a, beliau pernah melihat : “Nabi saw menutup kepalanya dengan kain biasa yang bercorak-corak warnanya.”

eramuslim
 

Referendum Mesir Tahap Kedua, Pendukung Mursi Makin Tak Terkejar



Referendum Mesir tahap kedua yang digelar Sabtu (22/12), membuat kemenangan pendukung Mursi semakin tak terkejar. Hasil awal dari perhitungan suara di 17 provinsi membuat kemajuan signifikan bagi prosentase dukungan untuk konstitusi baru sebesar 82,2 persen. Sedangkan yang memilih “tidak” hanya 17,8 persen.

Seperti dilansir Ikhwanoline.com, Ahad (23/12), jumlah suara “Ya” sampai berita ini dimuat mencapai 2.320.231 suara. Sedangkan yang memilih “Tidak” hanya 499.209 suara.

Referendum Mesir dilaksanakan dalam dua tahap, yakni 15 Desember dan 22 Desember. Tahap I diikuti oleh 10 provinsi, sedangkan 17 provinsi sisanya melaksanakan pemungutan suara referendum pada tahap II.

Pada tahap I, sebelum perhitungan manual di pusat, pendukung konstitusi baru menang dengan 57 persen suara. Jika tren perhitungan suara referendum tahap II tidak berubah, agaknya selisih suara semakin signifikan.

Hasil awal perhitungan referendum Mesir tahap kedua ini membuat kalangan liberal kembali dilanda kecemasan. Sebaliknya, kalangan Islam yang dimotori oleh Ikhwanul Muslimin justru menatap pengesahan konstitusi baru secara optimis.

Seperti dilansir Aljazeera, salah seorang juru bicara kalangan Islam, Essam El-Erian yakin konstitusi baru akan segera disahkan. Dia yakin, konstitusi baru akan membangun sistem politik yang lebih terbuka di Mesir.

"Sistem politik akan terbuka bagi seluruh kalangan dengan adanya konstitusi baru," ujar Essam mengomentari perkembangan Referendum Mesir.  

bersamadakwah

22 Desember 1948: Syafruddin Prawiranegara memimpin Pemerintahan Darurat Republik Indonesia

Syafruddin Prawiranegara 

Pada 64 tahun lal Syafruddin Prawiranegara memimpin Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatera Barat.
Mr. Syafruddin Prawiranegara, atau juga ditulis Sjafruddin Prawiranegara adalah pejuang pada masa kemerdekaan Republik Indonesia yang juga pernah menjabat sebagai Presiden/Ketua PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) ketika pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda saat Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948.
Syafruddin adalah orang yang ditugaskan oleh Soekarno dan Hatta untuk membentuk Pemerintahan Darurat RI (PDRI), ketika Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditangkap pada Agresi Militer II, kemudian diasingkan oleh Belanda ke Pulau Bangka, 1948. Syafruddin menjadi Ketua Pemerintah Darurat RI pada 1948.
Atas usaha Pemerintah Darurat, Belanda terpaksa berunding dengan Indonesia. Perjanjian Roem-Royen mengakhiri upaya Belanda, dan akhirnya Soekarno dan kawan-kawan dibebaskan dan kembali ke Yogyakarta. Pada 13 Juli 1949, diadakan sidang antara PDRI dengan Presiden Sukarno, Wakil Presiden Hatta serta sejumlah menteri kedua kabinet. Serah terima pengembalian mandat dari PDRI secara resmi terjadi pada tanggal 14 Juli 1949 di Jakarta.

Masyarakat Diminta Mengawasi Kualitas Pembangunan

Di penghujung tahun anggaran 2012, Pemerintah Kota Tangerang Selatan menggelar safari pembangunan di seluruh wilayah. Acara tersebut bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat terkait program kerja Pemerintah Daerah yang telah berjalan dan akan digulirkan.

"Masyarakat saya minta untuk aktif mengawasi kualitas setiap pekerjaan pembangunan," ungkap Walikota Airin Rachmi Diany, di hadapan ratusan warga kecamatan Setu yang memenuhi ruangan Gedung Serba Guna (GSG) Puspiptek dalam acara Safari Pembangunan Walikota Tangerang Selatan Tahun 2012, Jum'at, 14 Desember 2013.

Menurut Walikota, pembangunan memerlukan peran serta aktif dari masyarakat dalam hal pengawasan. Bila masyarakat mengetahui hasil kualitas dari setiap pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar bisa langsung melaporkan melalui surat suara atau pesan singkat di nomor  087888996363 atau melalui email dengan alamat Email:info@tangerangselatankota.go.id.

Langkah tersebut ditempuh, kata Walikota, agar hasil pembangunan yang baik ini nantinya dapat langsung dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Sebab, anggaran biaya pembangunan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah bersumber dari dana masyarakat lewat pembayaran retribusi dan pajak daerah.

"Semoga kegiatan safari pembangunan ini tidak hanya sekedar seremonial saja. Tapi menjadi momentum untuk kita saling bertukar informasi sekaligus menjadi kesempatan bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk menyampaikan program pembangunan yang sudah dan akan berjalan, terutama program skala prioritas," pesan Walikota.

Pada kesempatan itu, dijabarkan 10 program prioritas yang tengah digulirkan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Pascaotonomi daerah pemerintahan definitif berjalan, diantaranya peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan, Penataan kota  berwawasan lingkungan, Pembangunan fasilitas umum dan sosial, Penataan sistem transportasi terpadu, Pelayanan dasar pendidikan, dan lainnya.

Hal senada diutarakan Wakil Walikota Benyamin Davnie, menjelaskan bahwa kegiatan safari pembangunan sengaja dilakukan di penghujung tahun. Safari ini sebagai komunikasi pembangunan antara Pemerintah Kota dengan masyarakat Kota Tangerang Selatan.

"Karena masyarakat merupakan telinga dan matanya pemerintah. Jadi bisa menginformasikan langsung bila kualitas pembangunan yang dikerjakan pemborong tidak sesuai," jelas Wakil Walikota Benyamin, di Gedung Serb Guna (GSG) BSD, kecamatan Serpong.

Pada kegiatan safari pembangunan yang digelar Hari Jum'at 14 Agustus 2012 ini dilakukan di 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Setu dan Kecamatan Serpong. Sementara pada Hari Rabu Tanggal 19 Desember 2012, rencananya akan digelar acara yang sama di Kecamatan Ciputat timur,  Kecamatan Pamulang, dan Kecamatan Ciputat. Untuk Kecamatan Serpong Utara dan Pondok Aren akan diselenggarakan pada Hari Jum'at Tanggal 21 Desember 2012. 
Dalam setiap acara safari pembangunan pada seluruh Kecamatan, hadir tokoh masyarakat, Ketua RT dan RW perwakilan dari wilayah di masing-masing kecamatan, Ibu-ibu kelompok pengajian dan kader lingkungan. Tak ketinggalan sejumlah pimpinan dan kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) hadir dalam pertemuan tersebut. (bpti-ts)

web tangsel
a

Jumat, 21 Desember 2012

Inspirasi Kejujuran Seorang Office Boy

Inspirasi Kejujuran Seorang Office Boy 

Office boy Bank Mandiri Syariah Bekasi, Agus Chaerudin (35) menemukan uang Rp 100 juta di tempat sampah kantornya. Setelah menemukannya, dia memilih untuk mengembalikannya.
“Allah Maha melihat,” kata Agus saat ditemui di kantornya di kawasan Kalimalang di Plaza Duta Permai, Jakasampurna, Bekasi, Rabu (19/12/2012).
Sikap Agus yang patut diacungi jempol ini, merupakan hasil didikan orang tuanya yang mengajarinya untuk selalu mengutamakan kejujuran, dan jangan menjadi pencuri. Seperti halnya Agus, orang tuanya juga seorang pegawai rendahan di salah satu bank.
Agus mengaku dirinya terinspirasi dari kisah Umar bin Khatab. “Kisah yang saya kagumi Umar bin Khatab,” terang Agus. Kala sahabat nabi itu menjadi khalifah, kesederhanaan dan kejujuran sangat dijunjung tinggi.
Yang dikagumi Agus, Umar bahkan tidak mau menggunakan fasilitas negara pun untuk urusan pribadi beliau. Agus mengambil satu kisah ketika Umar berbincang dengan anaknya, Umar memadamkan lampu karena lampu itu dibiayai oleh uang negara. “Saya berharap ada pemimpin seperti Umar,” tutur Agus yang sudah bekerja 3 tahun.
Ayah 3 anak ini menemukan uang Rp 100 juta itu pada bulan Ramadhan, 4 Agustus silam. Sore itu kantornya sudah sepi, dan dia tengah membersihkan kantor sebelum pulang. Di tempat sampah dia menemukan 10 bundel uang recehan Rp 100 ribu. Agus tak berani menyentuhnya, dan bergegas memanggil satpam.
Satpam kemudian melaporkannya ke staf bank. Uang tersebut dihitung dan ternyata berjumlah Rp 100 juta. Uang itu milik bank yang tercecer karena kelalaian seorang teller. Sebagai apresiasi atas kejujurannya, Agus mendapat hadiah Rp 1,75 juta dan piagam.
“Saya tak mengharap hadiah, bekerja saja sudah Alhamdulillah,” terang Agus yang dulunya pernah bekerja serabutan sebagai tukang parkir dan asongan.

fimadani

Program Bedah Rumah Tingkat Banten Diresmikan di Serpong

Puluhan rumah warga kalangan ekonomi menengah ke bawah di seluruh kabupaten/kota Provinsi Banten mengikuti program bedah rumah. Dari puluhan unit rumah yang dibedah ini, 10 diantaranya berada di Kota Tangerang Selatan.
 
"Di Banten pada tahun anggaran 2012 ini ada 85 unit rumah yang kami bedah," ungkap Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, usai peresmian Lingkungan Sehat Permukiman dan Bedah Rumah di kelurahan Ciater Kecamatan Serpong, akhir pekan kemarin.

Gubernur Atut menjelaskan, melalui program sosial yang digulirkan di 8 kabupaten/kota di Provinsi Banten ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 7,484 milyar yang sumber dananya berasal dari APBD 2012. Rinciannya, rumah sehat sederhana yang dibedah sebanyak 85 unit, fasilitas MCK 7 unit, jalan paving block sepanjang 6,813 meter persegi dan saluran air (drainase) pemukiman warga radius 1,858 meter persegi.

Seluruh warga yang rumahnya dibedah, kata Gubernur Atut, berasal dari kalangan warga tak mampu dan tidak memiliki pekerjaan tetap. "Tentunya kriteria warga yang rumahnya dibedah untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah. Tadi diketahui, dari warga yang rumahnya dibedah pekerjaannya penjaga kuburan atau warga yang memiliki pekerjaaan sosial dengan mobilitas tinggi," katanya.

Gubernur Atut menambahkan, dampak dari semakin meningkatnya angka kebutuhan hunian dan keterbatasan kemampuan pemenuhan di Banten mengakibatkan backlog (suatu kondisi yang perlu diselesaikan). Kondisi tersebut menyebabkan timbulnya rumah kumuh di daerah perkotaan dan perdesaan.

Demi mengatasi masalah tersebut, tambahnya, maka digulirkan kegiatan fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan dan sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) khusus di lingkungan bagi warga tak mampu. Tak hanya itu, akses jalan pemukiman warga yang berpotensi sebagai kawasan industri kreatif skala kecil juga turut diperbaiki. 

"2013 akan ada perubahan (jumlah kuota bedah rumah ditambah). Insya Allah pada perubahan (APBD Perubahan) karena kalau sekarang waktunya mepet sekali," paparnya Gubernur Atut.

Berdasarkan data yang dihimpun Web Tangsel, jumlah rumah di masing-masing kabupaten/kota yang menjadi sasaran program tersebut yakni, Kabupaten Lebak 10 unit rumah. Kabupaten Pandeglang 16 unit rumah, Kabupaten Tangerang 10 unit rumah. Kota Tangerang 10 unit rumah,

Kabupaten Serang 10 unit rumah. Kota Serang 9 unit rumah, Kota Cilegon 10 unit rumah serta Kota Tangsel 10 unit rumah. Selain bedah rumah, setiap daerah di kabupaten/kota juga mendapatkan bantuan pembangunan satu sarana MCK, jalan dan drainase.

Walikota Tangerang Selatan - Airin Rachmi Diany, mengatakan, program yang termasuk dalam Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) ini, pada tahun 2012 kelurahan Ciater dan Lengkong Gudang Timur menjadi wilayah sasaran.

Tak hanya itu, lanjutnya, sejumlah jalan-jalan lingkungan di dua wilayah tersebut saat ini sudah tertata rapi. Juga bagi kaum perempuan diberikan pelatihan menjahit serta pemberian bantuan modal usaha berbentuk barang agar mereka mampu meningkatkan taraf ekonomi keluarganya masing-masing.

"Semoga rumah yang sudah ditempati ini dapat bermanfaat dan membawa berkah bagi bapak dan ibu semua," kata Walilota Airin.

Walikota Airin menambahkan, melalui program Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang terdapat dalam P2WKSS, ada sejumlah program yang secara rutin dan berkelanjutan diterapkan. Program tersebut diantaranya tentang masalah kesehatan seperti posyandu, posbindu, penanganan gizi buruk, kesehatan lingkungan dan lain sebagainya.

Pada kesempatan itu, Gubernur Atut bersama Walikota Airin didampingi sejumlah pejabat tinggi daerah lainnya mendatangi tiga unit rumah warga yang telah selesai dibedah dan kini sudah ditempati. Keduanya sempat bercengkrama dengan penghuni lalu berpesan agar kondisi rumah dijaga dan dirawat.

Rona terharu dan gembira terpancar dari wajah puluhan warga tak mampu di Kota Tangerang Selatan. Rumah mereka yang sebelumnya hanya terbuat dari anyaman bambu (gedek) dan lantai tanah, kini disulap menjadi layak huni oleh pemerintah daerah.

Tampak, seorang ibu rumah tangga menangis terharu karena gembira setelah tempat berteduh seluruh anggota keluarganya telah rapi dan layak huni. Berbeda dengan kondisi sebelum mengikuti bedah rumah.(bpti-ts)

web tangsel

Hidayat: Ironi, Dukungan Publik Terhadap Partai Korup Masih Tinggi



Banyaknya partai yang kadernya terlibat korupsi selayaknya akan dipersepsikan sebagai partai korup yang berujung pada rendahnya dukungan masyarakat. Namun, rupanya tidak demikian yang terjadi menurut pandangan PKS.

"Ada ironi yang memprihatinkan, dukungan besar masyarakat pada KPK sebagai institusi pemberantasan korupsi yang dipercaya tak berbanding lurus dengan sikap masyarakat dalam memilih partai politik," kata Ketua Fraksi PKS, Hidayat Nur Wahid, dalam jumpa pers 'Out Looking 2013, di Bakso Lapangan Tembak, Senayan, Jakarta, Jumat (21/12/2012).

"Hasil survei tentang persepsi masyarakat terhadap partai-partai terkorup di Indonesia menyebutkan beberapa partai besar yang anggotanya banyak terlibat korupsi itu masih terbilang tinggi," lanjutnya.

Menurutnya, harusnya dukungan masyarakat yang besar kepada KPK bisa langsung berbanding lurus dengan penilaian mereka terhadap hal-hal yang dilakukan partai.

"Jangan sampai ada anomali yang kami rasakan, dalam hasil lembaga survei ada partai selalu dapat ranking 1, 2, 3 tapi saat ditanyakan ke publik terkait partai partai-partai yang dipersepsi korupsi malah jadi ranking," ujarnya.

Ia menuturkan persepsi itulah menjadikan tahun 2012 ini sebagai kondisi politik yang anomali, di mana seharusnya 2013 persepsi publik harus sudah sejalan seiring dengan dukungan untuk pemberantasan korupsi.

"Tampaknya tahun 2012 masih menyisakan anomali antara semangat pemberantasan korupsi dengan pilihan masyarakat terhadap partai yang anggotanya banyak terlibat korupsi," tutup Hidayat.

*http://news.detik.com/read/2012/12/21/123253/2124428/10/hidayat-ironi-dukungan-publik-terhadap-partai-korup-masih-tinggi
 

Umiku




Umiku…
Salam rindu dan sayang walau ku tahu kau jauh dariku
Anak yang shalihah menjadi asamu kepadaku
melangkah dalam rasa ini ingin selalu dekat denganmu
dan senyum indah di wajah cantikmu selalu ada dalam asaku
Maafkan aku umi…
Di setiap kata yang menggores hitam di putihnya hatimu
Tajamnya lisan dan ringannya tanganku melukaimu
Buramnya wajah ketidaktundukanku padamu
Maafkan umi, Karena ku,
Melesuh payah wajah dan tubuhmu untuk membesarkanku
Lapar hausmu kau relakan untukku
Waktu berhargamu kau hadiahkan untukku
Kenyang tidak hausmu kau berikan untukku
Wangi segarmu kau percikkan untukku
Dan segala-galanya kau berikan demi kebahagiaanku
Terima kasih umiku…
Atas butiran-butiran cinta yang selalu menetes dalam setiap sujud doamu
Peluk kasih yang terus kau curahkan di setiap usiamu
Kata-kata keimanan yang berseteru memadu kasih dalam taqwamu
Semangat embun pagi yang selalu kau kucurkan di setiap langkahku
Pengorbananmu di sepanjang usiaku
Tetesan-tetesan cair dalam kebekuan untuk mengenal Rabbku
Untuk yang kemarin, sekarang dan yang akan datang terima kasih umiku…..
Salam cinta dalam harunya biru yang menderu rindu untukmu…
Dear umiku.
@ merahsaga, 11 Desember’12 di bumi Allah

dakwatuna

Hebat, Tetap Berjilbab Walau Bekerja Menjadi Ilmuwan NASA

Tahani Amer Ilmuwan nasa yang berjilbab










 Penampilan perempuan itu mencolok di jajaran foto pegawai perempuan di Badan Antariksa Amerika  Serikat (NASA), terpampang di laman Women@NASA. Dia satu-satunya yang mengenakan kerudung.
Nama perempupuan itu Tahani Amer, doktor bidang teknik dari Old Dominion University di Norfolk, Virginia. Sehari-hari, ia bekerja cabang Computational Fluid Dynamics (CFD) atau Komputasi Dinamika Fluida NASA. Sehari-hari dia berjibaku dengan kode komputer CFD sampai memanjat langit-langit  terowongan angin untuk memasang alat  pengukur kecepatan.
"Aku seorang muslim Amerika, pegawai NASA, yang tumbuh di pinggiran kota Kairo, Mesir," kata Amer, seperti dimuat situs NASA.
Minat Amer pada teknik timbul saat ia melihat ayahnya memperbaiki mesin mobil di apartemennya yang kecil di Mesir. Sementara kecintaannya pada matematika memuluskan jalannya menjadi insinyur aeronautika yang bekerja di salah satu lembaga paling terkemuka dunia. "Bagi saya, pendidikan adalah kunci yang membuka banyak peluang," kata dia.
Amer menceritakan awalnya ia ingin masuk sekolah kedokteran di Kairo. Namun, pilihan hidupnya mengubah cita-citanya. Ia menikah di usia 17 tahun dan pindah ke Amerika Serikat.
"Matematika adalah subyek favorit saya," kata dia. "Saat tiba di AS pada 1983 dan masuk ke kelas kalkulus pertama saya, saya tak bisa bicara satu katapun dalam Bahasa Inggris. Tapi saya bisa memperoleh
nilai A dalam mata pelajaran itu," cerita dia. Saat itulah Amer merasa, karirnya di bidang teknik akan menjadi masa depannya.
Ia pun berhasil menyelesaikan kuliah non-gelarnya di bidang teknik dalam dua tahun, sembari mengasuh dua anaknya yang masih kecil. Lalu ia meraih gelar sarjana di bidang teknik, disusul master di teknik aeronautika, dan lalu doktor di bidang teknik.
Amer memulai karirnya di NASA pada tahun 1992, di proyek CFD. Sejak itulah ia mendapatkan banyak pengalaman berharga bekerja sama dengan banyak ilmuwan cerdas yang mencintai pekerjaannya. Lalu, ia bekerja di salah satu terowongan angin NASA untuk melakukan eksperimen tekanan dan termal cat sensitif. "Aku bekerja dengan kode-kode komputer CFD dan memanjat langit-langit untuk menginstal alat kecepatan. Ini luar biasa, aku seperti gadis kecil di 'toko permen' NASA. Segalanya terasa mungkin."
Amer mengaku tak pernah merasa bosan bekerja di NASA. Ia bahkan berhasil menemukan dan mematenkan sistem untuk mengukur konduktivitas termal film tipis.
Mendapat anugerah otak encer dan kesempatan memperoleh pendidikan, membuat Amer tak pelit berbagi ilmu. Ia rajin ikut serta dalam program sosial yang  diselenggarakan NASA.
Ia pun aktif di masjid, untuk mengajar soal Islam dan mengaji Alquran untuk anak-anak. "Paska serangan 11 September saya ikut serta memberi pemahaman tentang Islam di komunitas saya. Saya juga memberi ceramah di gereja-gereja, di banyak universitas, dan sekolah lokal. Bahkan ada surat kabar lokal yang mewawancaraiku soal Islam," kata Amer.
Selama hidupnya Amer punya tiga prinsip: melayani Tuhan maka Anda melayani semua makhluk; bahwa pendidikan adalah kunci yang membuka peluang; dan berusaha melayani orang lain dengan welas asih dan kebaikan.
"Dengan tiga prinsip itu saya mencoba menerapkan standar hidup sehari-hari untuk menantang diri saya sendiri dalam pekerjaanku di NASA, berusaha terus memperbaiki diri, dan membantu orang lain melalui sebuah organisasi besar: NASA."
NASA mengembangkan laman Women@NASA sebagai usaha membantu siswi sekolah menengah untuk mengeksplorasi peluang karir di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika.(kd)

suaranews

Lagi, Heryawan Raih Penghargaan ke-92



Hadir di peringatan hari guru nasional dan HUT PGRI ke-67 tingkat Provinsi Jawa Barat, Gubernur Jabar Amad Heryawan mendapat kejutan. Ia menerima penghargaan Dwija Praja Nugraha (DPN) dari Pengurus Besar PGRI Pusat.

"DPN adalah penghargaan tertinggi dalam dunia pendidikan," kata Ketua PB PGRI Sulistyo dalam sambutannya di gedung Sasana Budaya Ganesha Bandung, Kamis (20/12).
Penghargaan yang tertuang dalam SK nomor 875/KEP/PB/20/2012 ini diberikan karena Heryawan dinilai berprestasi pada pengembangan pendidikan, pembinaan dan peningkatan kesejahteraan guru, serta perhatian yang besar pada organisasi guru.

Sebenarnya, menurut Sulistyo, banayak usulan yang masuk ke PB PGRI tentang kepala daerah yang layak dapat DPN. "Setelah kami seleksi dan verifikasi satu per satu, Ahmad Heryawan adalah figur yang tepat," jelasnya.

Seperti diketahui Heryawan memiliki perhatian yang besar terhadap dunia pendidikan. Sebanyak 20 ribu ruang kelas baru (RKB) sudah dibangun, penggratisan sekolah tinkat SD dan SLTP, beasiswa ke Perguruan Tinggi, dan beasiswa 100 dokter.

Sementar itu Heryawan merasa kaget ketika diumumkan mendapatkan penghargaan. "Ini surprise, saya kesini niatnya menghadiri undangan peringatan hari guru dan PGRI, gak nyangka kalau dapat penghargaan. Terimakasih PGRI," jelas Heryawan dalam sambutannya.

Bagi Heryawan perhatiannya pada dunia pendidikan adalah merupakan kewajiban dirinya sebagai gubernur. Karena tanpa pendidikan pembangunan sebuah bangsa akan mustahil.

"Tanpa guru, tidak ada kemajuan sebuah bangsa. Guru adalah pembangun hakiki, dan pembangun peradaban semua bangsa," tandasnya dengan suara berapi-api diikuti tepuk tangan sekira 5.500 guru.

DPN adalah penghargaan ke-92 yang diterima Heryawan selama menjabat menjadi Gubernur Jabar.  “Sebenarnya kami bekerja bukan untuk penghargaan, kami bekerja agar Jabar sejahtera. Kalaupun akhirnya dapat banyak penghargaan, ini untuk rakyat Jabar yang sudah bersama-sama membangun Jabar,” papar gubernur yang akrab disapa Aher ini. (*)

Penghargaan yang diperoleh Pemprov Jabar selama dipimpin Ahmad Heryawan:

BERDASARKAN WAKTU
(1) Tahun 2008 = 4 Penghargaan
(2) Tahun 2009 = 10 Penghargaan
(3) Tahun 2010 = 13 Penghargaan
(4) Tahun 2011 =  31 Penghargaan
(5) Tahun 2012 = 34 Penghargaan

BERDASARKAN BIDANG
(1) Bidang Pembangunan Infrastruktur dan Lingkungan Hidup = 13 Penghargaan
(2) Bidang Pembangunan Sosial Budaya = 24 Penghargaan
(3) Bidang Pembangunan Perekonomian = 22 Penghargaan
(4) Bidang Pemerintahan = 33 Penghargaan

islamedia 

Tahun Baru Masehi : Sejarah Kelam Penghapusan Jejak Islam

 

Dalam beberapa hari ke depan, tahun 2012 akan segera berganti, dan tahun 2013 akan menjelang. Ini tahun baru Masehi, tentu saja, karena tahun baru Hijriyah telah terjadi satu pekan yang lalu. Bagi kita orang Islam, ada apa dengan tahun baru Masehi?
Sejarah Tahun Baru Masehi
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.
Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.


Perayaan Tahun Baru
Saat ini, tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai salah satu hari suci umat Kristen. Namun kenyataannya, tahun baru sudah lama menjadi tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari libur umum nasional untuk semua warga Dunia.
Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang Yahudi yang dihitung sejak bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut kalender Julianus, tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari. Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.
Perayaan Tahun Baru Zaman Dulu
Seperti kita ketahu, tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara terkait dengan ritual keagamaan atau kepercayaan mereka—yang tentu saja sangat bertentangan dengan Islam. Contohnya di Brazil. Pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang dewa Lemanja—Dewa laut yang terkenal dalam legenda negara Brazil.

 

Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang).

Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka makan sisa hidangan pesta perayaan New Year’s Eve di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh. Bagi orang kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristen sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.
Pada tanggal 1 Januari orang-orang Amerika mengunjungi sanak-saudara dan teman-teman atau nonton televisi: Parade Bunga Tournament of Roses sebelum lomba futbol Amerika Rose Bowl dilangsungkan di Kalifornia; atau Orange Bowl di Florida; Cotton Bowl di Texas; atau Sugar Bowl di Lousiana. Di Amerika Serikat, kebanyakan perayaan dilakukan malam sebelum tahun baru, pada tanggal 31 Desember, di mana orang-orang pergi ke pesta atau menonton program televisi dari Times Square di jantung kota New York, di mana banyak orang berkumpul. Pada saat lonceng tengah malam berbunyi, sirene dibunyikan, kembang api diledakkan dan orang-orang menerikkan “Selamat Tahun Baru” dan menyanyikan Auld Lang Syne.Di negara-negara lain, termasuk Indonesia? Sama saja!

 

Bagi kita, orang Islam, merayakan tahun baru Masehi, tentu saja akan semakin ikut andil dalam menghapus jejak-jejak sejarah Islam yang hebat. Sementara beberapa pekan yang lalu, kita semua sudah melewati tahun baru Muharram, dengan sepi tanpa gemuruh apapun. (sa/berbagaisumber)

eramuslim