Kamis, 20 Desember 2012

Walikota Semarang Non Aktif, Akui Anggota Dewan Minta Uang Kecuali PKS

Wali Kota Semarang non aktif, Soemarmo Hadi Saputro, menyatakan pernah ada permintaan sejumlah uang dari para anggota DPRD Kota Semarang, terkait pembahasan rancangan untuk memuluskan pembahasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Semarang tahun 2012.
“Memang benar ada permintaan sejumlah uang dari anggota DPRD Kota Semarang terkait pembahasan anggaran. Namun, saya tidak memberikan apa pun,” ujar Soemarmo saat memberikan keterangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, kemarin.
Menurut Soemarmo, permintaan itu diajukan para anggota DPRD Kota Semarang saat bertemu dengan dirinya di sebuah hotel di Semarang.
Namun, Soemarmo menegaskan dirinya tidak menuruti permintaan para anggota dewan itu.



“Semua permintaan itu sudah saya tolak dan tidak ada yang dituruti,” tegasnya di depan majelis hakim.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kota Semarang, Ahkmat Zaenuri, mengatakan kebijakan bagi-bagi uang kepada anggota DPRD Kota Semarang merupakan perintah dari Soemarmo. Ia mengatakan bahwa bagi-bagi uang itu dilakukan terkait pembahasan rancangan untuk memuluskan pembahasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Semarang tahun 2012.
Besaran suap yang diterima partai berbeda-beda, tergantung jumlah anggota mereka di parlemen. Dengan hitungan, tiap anggota dewan mendapat jatah Rp8 juta. Jadi, untuk Partai Demokrat total menerima Rp104 juta, Partai Golkar Rp40 juta, PDIP dan PAN masing Rp64 juta, dan Partai Gerakan Indonesia Raya Rp48 juta.
Atas perbuatannya, Soemarmo didakwa dengan pasal penyuapan. Dalam dakwaan primer melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf a UU Tipikor. Dakwaan subsider melanggar Pasal 13 UU Tipikor dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara.
Sebelumnya, penasihat hukum terdakwa, Sopar Sitinjak ketika dihubungi, mengatakan secara keseluruhan keterangan para saksi sudah dihadirkan. “Baik itu saksi memberatkan yang dihadirkan oleh jaksa penuntut umum maupun saksi meringankan yang dihadirkan oleh pihak terdakwa. “Saksi-saksi sudah habis,” sambungnya.

suaranews (Rio/P-1)

Ketika Politisi Wanita PDIP Dipanggil “PKS” Ukhti

Eva Kusuma Sundari Ketika Politisi Wanita PDIP Dipanggil PKS Ukhti 

Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari merupakan tamu istimewa di antara agenda syukuran kemerdekaan Palestina pada ruang Fraksi PKS DPR RI, Jumat (30/11/2012).
Acara yang dikunjungi Duta Besar Palestina untuk Indonesia HE Fariz Mehdawi, Ketua Fraksi PKS Hidayat Nurwahid, anggota Komnas HAM, perwakilan Kementerian Luar Negeri serta sejumlah politisi PKS tersebut selayaknya menempatkan Eva Kusuma Sundari istimewa.


Walaupun datang terlambat kira-kira satu jam lebih, akan tetapi kedatangan Eva diterima hangat dari para politisi PKS. Kebetulan, ketika Eva datang di ruang Fraksi PKS, Dubes Palestina untuk Indonesia tidak lama mengakhiri sambutan beserta bahasa Arab tersebut.
Nah, Ketua Fraksi PKS Hidayat Nurwahid ketika memperkenalkan Eva di Dubes Palestina untuk Indonesia, salah satu politisi PKS berkata “Ukhti Eva”. Ukhti adalah bahasa Arab yang sama artinya dengan saudara perempuan.
Panggilan tersebut khas dipergunakan pada kalangan internal PKS. Mengenai kata “akhi” diperuntukkan buat memanggil kaum laki-laki. Seperti umumnya, Eva berpenampilan apa adanya. Tak memakai tutup kepala sebagaimana yang dipakai kader perempuan PKS.
Sewaktu dikonfirmasi ihwal sebutan khas buat kader perempuan PKS tersebut, Eva cuma tersenyum. Politisi PDI Perjuangan tersebut cuma mengatakan, “semenjak aku advokasi Rohingya serta statement masalah Palestina, PKS menjadi mesra,”kata anggota Komisi Hukum DPR tersebut.
Sekadar informasi, Eva Kusuma Sundari sebenarnya terhitung beberapa untuk politisi parlemen Indonesia yang memperhatikan isu-isu internasional. Dia terdaftar untuk anggota Kaukus Parlemen Peduli Palestina. Dia pula merupakan Ketua Kaukus Parlemen Asean untuk Myanmar.
Sebagaimana kebanyakan acara-acara PKS pada biasanya, di antara acara yang bertajuk syukuran buat kemerdekaan negara Palestina tersebut, teriakan takbir menggema pada ruang fraksi PKS. Dengan berkata, Eva menyatakan menikmati suasana demikian. “Aku menikmati, aku ayu sendiri, serta paling muda,” canda Eva.

(inilah/suaranews)

Kemenangan Partai Islam Dalam Demokrasi, Ibarat Mendapatkan Hamzah & Umar

partai islam Kemenangan Partai Islam Dalam Demokrasi, Ibarat Mendapatkan Hamzah & Umar 

Menjadi sangat berharga pelajaran yang dipetik oleh Partai Islam di beberapa tempat, seperti juga di Mesir. Gejolak awal diantara dekrit konstitusi, diawal pertama pembentukan pada ketentuan yang baku mengenai syariat Islam, atau sebuah prinsip tanpa harus menyebutkan dengan jelas mengenai hukum syariat Islam, menjadi perdebatan yang sengit saat itu di Mesir, lain lagi saat ini yang Umat Islam di Mesir bersatu untuk membela dekrit Presiden.
Sehingga diawal-awal, terdapat demonstrasi beberapa pergerakan Islam di Mesir untuk meminta supaya Presiden Mursi menjadikan hukum di Mesir, mutlak menggunakan hukum Islam.



Lantaran kemenangan Partai Islam, setiap kali kemenangan itu terjadi selalu dihubung-hubungkan dengan cara menggulingkan hukum lama menjadi hukum baru dengan menggunakan hukum Islam.
Ini tentunya sudah menjadi “general mainstream” dari berbagai pemikiran antara umat Islam sendiri bahkan non muslim. Setiap orang berfikir dan berpendapat ketika Islam yang berkuasa, maka hukum lama menjadi tidak berlaku karena digantikan dengan hukum Islam, dan proses itu dengan cepat terjadi.
Tentu menjadi kesalahan dan terburu-buru dalam menganggap hal tersebut.
Ibarat Demokrasi, beberapa umat Islam pun ada yang mengharamkannya sehingga ketika ada umat Islam berjuang melalui demokrasi maka dianggap kufur.
Diantara corak pemikiran ini, arus utamanya yaitu menjadikan Islam berkuasa dan syariat Islam langsung menjadi tujuan didirikannya kekuasaan tersebut.
Mengenal paham seperti ini, menjadi rancu ketika demokrasi dianggap sebagai sistem yang haram. Karena ketika sudah masuk dalam sistem, demokrasi ibarat khamr, yang ia haram dari proses pembuatannya, proses produksi, proses labelisasi, hingga pekerjanya, kantin yanga ada di pabriknya, pun, menjadi seluruhnya adalah haram.
Atau bahkan ada yang lebih ekstrim, dengan menyatakan bahwa demokrasi itu adalah sebuah agama baru, ideologi, millah bahkan hingga dien. Demokrasi dianggap sebagai ideologi atau agama lain yang mestinya tidak boleh umat Islam untuk mengikutinya.
Ini tentu menjadi sengat ektrim, karena bisa jadi yang membuat fatwa seperti itu maka ia juga merupakan pengguna agama demokrasi walaupun ia menentangnya.
Jika demokrasi dianggap ideologi/agama, tentu Islam sangat keras menentang seorang muslim untuk ikut kedalamnya, malah itu bisa menjadi syirik besar hingga musyrik.
Jika demokrasi sudah dianggap ideologi/agama, maka seluruh bagian demokrasi haram untuk digunakannya, bukan lagi proses pembuatan dan produksinya tetapi sekedar “berteman” dengan berada disekitarnya maka Allah Swt akan melaknati seorang muslim tersebut, apalagi sangat aneh jika ada segolongan orang yang berpaham demokrasi adalah ideologi/agama lalu ia masih saja berada dalam negara demokrasi bahkan hingga menggunakan “bapak Demokrasi” seperti Mahkamah Konstitusi dalam alat perjuangannya.
Karena sudah sangat jelas sekali ketika kita menganggap demokrasi itu sebuah ideologi/agama, maka negara demokrasi adalah negara agama, dan ia melingkupi ajaran-ajarannya (sistem perundang-undangannya), tentu sebagai yang berada didalamnya maka secara otomatis mau atau tidak mau orang yang mengharamkan demokrasi tersebut akan ikut serta “menyembah” ritual sistem demokrasi. Dengan masih tetap membayar pajak, menggunakan KTP, Sim, dsbnya. Itu semua adalah “ritual” ibadah demokrasi yang mengatur segala sistem pada negara “agama” demokrasi tersebut.
Dan Sim, KTP, Kartu Keluarga, dsbnya. Semua ini bukan lagi sebatas budaya (’urf), tetapi ia diatur dalam sebuah UU negara “agama” Demokrasi, yang apabila ada seseorang tidak mematuhi maka mereka akan terkena hukuman. Proses punishment (hukuman) yang ada dalam UU negara Demokrasi ibaratnya adalah sebuah “kitab suci” agama demokrasi itu sendiri.
Karena itu jika, ada orang beranggapan demokrasi adalah ideologi dan agama. Maka semestinya orang-orang seperti ini tidak hidup dalam negara demokrasi, karena ia akan menafikkan fakta mengenai hal tersebut. Jika ada yang beranggapan “Bumi ini milik Allah,” dan setiap orang bisa tinggal dimanapun, jika ini yang menjadi alasan. Maka tentu karena sebuah negara demokrasi membolehkan setiap orang untuk tinggal didalamnya, maka orang berpaham demokrasi itu ideologi/agama boleh-boleh saja ia tinggal. Tetapi orang seperti ini akan mendapatkan dosa-dosa setiap detik, menit, jam dan hari-harinya lantaran ia berada dalam naungan “agama” demokrasi.
Tentu orang yang beranggapan demokrasi adalah sebuah ideologi/agama, maka orang seperti ini takalluf dalam memahami Islam, sebagaimana menurut Imam Nawawi “takalluf adalah perbuatan dan perkataan yang dilakukan dengan penuh kesulitan dan kurang terdapat kemaslahatan di dalamnya.”
Rasulullah Saw bersabda, yang Insya Allah “Kami (para shahabat) dilarang untuk takalluf ( perbuatan membebani diri).” (HR. AlBukhari)
Atau hadits yang lain, insya Allah Rasulullah Saw bersabda “sesungguh bukanlah termasuk umatku yang memberat-beratkan (takalluf) dalam beragama.”
Kemenangan Demokrasi
Kemenangan demokrasi pada Partai Islam, selayaknya tidak dimaknai akan dibaliknya sebuah hukum negara lama kepada hukum negara yang baru, syari’at Islam dengan secara cepat.
Tetapi mestinya kemenangan demokrasi dari Partai Islam bisa menjadi sebuah pemicu atas kemudahannya dalam berbagai fasilitas guna memperjuangkan Islam lebih baik lagi.
Sebagaimana Islam mendapatkan Hamzah dan Umar, kemenangan umat Islam ketika mampu merebut hati Hamzah dan Umar untuk ikut kedalam barisan umat Islam, menjadi benar-benar sebuah kekuatan yang mampu menggetarkan para musuh-musuh Islam kala itu.
Kita lihat bagaimana ketika Hamzah dan Umar masuk kedalam Islam tidak serta merta langsung mampu menghancurkan berbagai berhala, patung-patung, khamr, perzinaan yang saat itu masih saja tersebar luas.
Tetapi ada era baru ketika Hamzah dan Umar masuk kedalam Islam, yaitu Islam mampu mendapatkan kekuatan dan kewibawaan dihadapan para pemimpin Quraisy. Islam tidak lagi berada dalam penyiksaan dan penindasan bahkan pada masa itu Islam tak lagi disebarkan dengan sembunyi-sembunyi, tetapi dengan terbuka dan kebebasan untuk melakukan ibadah serta berdakwah.
Nah disinilah titik poin yang terpenting, yaitu Islam mampu menjaga kewibawaan dan tak lagi dalam masa penyiksaan serta penindasan bahkan Islam berani untuk mendatangi Ka’bah untuk thawaf dan beribadah, yang dulunya merupakan tempat yang susah untuk dikunjungi.
Malahan Islam tak lagi takut dengan berbagai ancaman, hingga suatu kali ketika Rasulullah Saw beribadah disekitar Ka’bah, Rasulullah Saw dicekik oleh seseorang, hingga akhirnya Abu Bakar langsung menghantam orang tersebut. Ini belum pernah terjadi sebelum masuknya Hamzah dan Umar kedalam Islam. Umat Islam semakin berani untuk membalas perlakuan Quraisy jika ditemukan kezhaliman pada umat Islam.
Itulah keuntungannya, sebagaimana dahulu sebelum masa-masa Partai Islam ikut demokrasi. Di Indonesia sekalipun, pada masa Orde Baru kita tidak akan menemukan seorang muslimah yang berani teguh mempertahankan jilbabnya pada foto KTP, SIM, Ijazah, dsbnya.
Tetapi dimasa Partai Islam ikut pemilu, sedikit demi sedikit Islam mulai berkembang, ia mulai bebas bergerak dan tak lagi perlu takut dianiaya oleh aparat. Pengajian sudah mulai marak, tak perlu lagi sembunyi-sembunyi, wanita juga tak perlu takut untuk tetap mempertahankan jilbabnya ketika foto KTP, SIM, Ijazah, dsbnya.
Berbagai Perda mulai banyak yang bernuansa syari’at Islam walaupun belum mutlak syari’at Islam.
Ini adalah hasil dari ketika Partai Islam mampu untuk memberikan kontribusi terhadap Islam di Parlemen.
Kemenangan Partai Islam bukan serta merta akan menggulingkan hukum yang lama digantikan dengan langsung hukum yang baru, syari’at Islam.
Karena semestinya Syari’at Islam itu bukan hanya sekedar sebagai sumber hukum saja, tetapi mestinya ada pendidikan yang diterapkan terlebih dahulu. Kedatangan syariat Islam bukan untuk menghukumi tetapi melindungi dan memberikan kemaslahatan, cara awal memberikan kemaslahatan itu yah tentu dengan mendidik masyarakat terlebih dulu agar senantiasa mencintai Islam.
Sebagaimana menurut Imam Al Syathibi mengenai tujuan pokok Syariat Islam, yaitu pemeliharaan agama, jiwa, keturunan, harta dan akal.
Menjadi sangat naif sekali ketika kita menginginkan agar Partai Islam memenangkan sebuah pertempuran politik hanya untuk sebagai labelisasi dalam formalisasi hukum Islam. Ini merupakan bentuk yang terburu-buru dan sangat naif sekali dikarenakan menafikkan kondisi masyarakat. Jika ini dilakukan, tentu akan menjadi benturan-benturan yang kuat ditengah-tengah masyarakat.
Abu Hurairah mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidak akan seseorang memberat-beratkan diri dalam beragama melainkan akan mengalahkannya. Maka, berlaku luruslah, berlaku sedanglah, bergembiralah, dan mintalah pertolongan pada waktu pagi, sore, dan sedikit pada akhir malam.”
Menilik kembali ketika Rasulullah Saw mampu menaklukkan kota Mekkah, Rasulullah tidak langsung menerapkan syari’at Islam didalamnya. Rasulullah ternyata masih membutuhkan waktu untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat di Mekkah waktu itu.
Tercatat bahwa Mu’adz bin Jabal yang diutus oleh Rasulullah Saw untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat Mekkah pada waktu itu. Walaupun Islam sudah menguasai Mekkah, dan Mu’adz bin Jabal diutus untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat Mekkah. Masyarakat Mekkah sendiri juga masih menganut kebudayaan jahiliyah, yaitu bertawaf sambil bertelanjang bulat, tanpa sehelai kain menutupi dan itu dilakukan baik pria maupun wanita.
Pemerintahan Islam yang telah berkuasa di Mekkah saat itu, tidaklah menjadikan Syari’at Islam langsung diterapkan, butuh waktu 1 tahun Mu’adz bin Jabal berada di Mekkah. Lantaran dirasa masih kurang oleh Rasulullah Saw mengenai pemahaman masyarakat kota Mekkah kala itu, Rasulullah memerintahkan Mu’adz untuk tetap berada di Mekkah hingga sekitar 2 tahun lagi setelah itu Mu’adz diutus ke Yaman. Dan pada masa itu masih tidak sedikit orang yang bertawaf dengan telanjang.
Hal ini menjadi sebuah pelajaran penting, bahwa Rasulullah Saw bukanlah seorang yang keras dalam menerapkan Syari’at Islam, tetapi seorang yang mampu memberikan kebijaksanaan yang tinggi dalam masalah Syari’at Islam pada waktu penerapannya di Mekkah. Bisa kita pahami, ketika itu Rasulullah Saw masih hidup butuh waktu sekitar 3 tahunan untuk memberikan pengertian mengenai Islam kepada masyarakat Mekkah. Dan tak tanggung-tanggung, seorang Mu’adz bin Jabal yang menjadi sahabat Rasulullah, langsung diperintahkan untuk mengajari masyarakat Mekkah. Sekali lagi, butuh waktu 3 tahunan.
Sekali lagi, kemenangan partai Islam dalam demokrasi belum tentu harus langsung menjadikan syari’at Islam sebagai pondasi formalisasi pada hukum negara, ia membutuhkan waktu sebagaimana Rasulullah saw saat peristiwa didalam perjalanan Sirah-nya.
Tetapi dengan adanya kemenangan Partai Islam dalam demokrasi, ini sebagaimana kemenangan Islam yang telah mendapatkan Hamzah dan Umar, sehingga Islam mampu bergerak lebih bebas dan berani serta mempunyai jaminan kebebasan. Hal inilah yang bisa kita rasakan.
Ingatkan peristiwa Orde Baru? Kita akan susah menemukan berbagai tempat pengajian dengan terbuka melainkan harus melalui berbagai proses yang panjang perijinannya, mulai dari Kodim, Babinsa, Polres, polsek, camat, lurah, semua itu harus diawasi oleh inteligen-intelegen daerah.
Ibaratnya, masa Orde Baru adalah masa “ketika tembok mampu mendengar dan berbicara”. Kita tidak akan menemukan orang bebas dengan berkata, apalagi demonstrasi.
Alhamdulillah, seluruh umat Islam akhirnya menikmati demokrasi, baik yang membolehkan maupun yang mengharamkannya. Karena seluruh orang pada saat ini mampu menyuarakan hak-haknya, bahkan Demokrasi sendiri melindungi hak kelompok yang telah mengharamkannya. Coba kita lihat di Indonesia, adakah orang yang menghina, mencaci demokrasi tetapi mereka ditangkap polisi? Tidak bukan, tetapi lain lagi ketika menghina, mencaci kepala negara ataupun orang lain, bisa masuk delik aduan atau bahkan subversif.
Jadi, lalu kenapa kita tidak berusaha untuk segera meraih Hamzah dan Umar? Mesir sudah meraihnya, lalu Indonesia bagaimana?

Oleh Abu Jaisy

Yahya Ayyash , Pemuda Syuhada

 

Dunia mengenal sosok Yahya Ayyash sebagai salah satu simbol perjuangan Palestina yang luar biasa. Bukan hanya dunia Islam, bahkan Israel pun mengakui kehebatannya.
Rafat yang sunyi. 6 Maret 1966 M. Sebuah tangisan bayi membelah kota itu. Ia adalah Yahya Abdullathif Sathi Ayyasy. Keluarganya, sejak kecil mengajarinya tentang Islam. Umur enam tahun ia masuk sekolah dasar di kampung halamannya hingga sekolah menengah. Tak ada yang tidak mengagumi kepintaran anak ini. Ia bahkan menguasai semua pelajaran yang diberikan di atasnya. Tahun 1984, ia menyelesaikan SMA di Badya dengan nilai kumulatif 92,8%. Setelah itu ia masuk Universitas Beir Zeit fakultas Teknik Elektro.
Di sinilah ia mulai paling aktif dan berpartisipasi dalam gerakan Islam. Ia juga sering aktif terlibat dalam bentrokan langsung atau tidak langsung, baik dengan sesama mahasiswa ataupun dengan pihak keamanan Israel.
Ayyash lulus dari Universitas Beir Zeit pada tahun 1991 dengan nilai cumlaude. Selanjutnya ia menikah dengan anak bibinya pada tanggal 9 September 1992 M. Dari pernikahannya ini, ia dikaruniahi anak pertama bernama Barra yang lahir pada tanggal 1 Januari 1993. Ketika itu Ayyash berada dalam pengasingan.
Yahya Ayyash sebenarnya telah bergabung dengan Ikhwan selepas lulus dari SMU. Setelah dibaiat pada tahun 1985, ia dikenal sebagai sosok yang sangat patuh, meski statusnya masih sebagai anggota biasa Ikhwan Muslimin, di sebuah kelompok Ikhwan di kota Ramallah. Dalam kelompoknya, Ayyash dikenal sebagai pekerja keras dan ulet dengan setumpuk tugas dakwah, baik di dalam kampus ataupun di kota Ramallah dan kampungnya sendiri, Rafat.
Semenjak SMA, Ayyash sudah sering menggentarkan pihak Israel. Ia aktif dalam barisan Brigade Izzudin Al Qassam di awal 1992, di mana ia mengkhususkan pada pembuatan bahan peledak dari bahan mentah yang tersedia di daerah Palestina. Ayyash menjadi salah satu ketua pembuat bom di Hamas. Dalam kapasitas itu, ia menerima gelar “Sang Insinyur” karena kecerdasan dan kebrialianannya tersebut.
Siapapun yang bertemu dan berbicara dengan Ayyash akan mengatakan bahwa ia adalah seseorang yang biasa yang mencintai keluarganya, dan menghormati tetangganya. Ia adalah orang yang sederhana dan tak segan menolong orang yang tengah memerlukan.
Sejak awal kemunculannya, Ayyash sontak menjadi target utama pembunuhan Israel. Segala cara dicari. Jumat, tanggal 10 Sya’ban 1416 H bertepatan dengan tanggal 5 Januari 1996 M, televisi Zionis di seantero Israel mengumumkan Yahya Ayyasy sudah terbunuh di tangan tentara Israel dalam sebuah operasi penangkapan atas dirinya. Ia dibunuh oleh Shin Bet Israel menyusul pemburuan besar-besaran para petinggi Hamas.
Seluruh Palestina tumpah ruah ke jalan, berbondong-bondong mengusung jenazah sang syuhada ke peristirahatannya terakhir. Konon, sampai saat ini, tidak ada yang bisa menandingi lagi prosesi pemakaman Ayyash, saking menunjukkan betapa berartinya sosoknya bagi perlawanan Palestina terhadap penjajahan Yahudi. (sa/wikipedia/berbagaisumber)

Paus Nyatakan Penghitungan Kelahiran Yesus Keliru

 

Menjelang natal 2012, pernyataan mengejutkan Paus Benekditus XVI tentang penghitungan kelahiran Yesus kembali marak di dunia maya. Menurut pemimpin umat Katolik Roma sedunia itu, penghitungan kelahiran Yesus yang selama ini diyakini ternyata keliru.

Seperti dilansir The Telegraph pada akhir bulan lalu (22/11), Paus menyatakan penghitungan kelahiran Yesus keliru. Hal itu disebabkan tidak tepatnya kalender Masehi yang digunakan untuk membuat perhitungan hari kelahiran Yesus. Paus mengungkapkan, kesalahan tersebut dilakukan oleh seorang biarawan bernama Dionysius Exiguus di abad ke-6.

"Penghitungan awal kalender kami, yang didasarkan pada kelahiran Yesus, dibuat oleh Dionysius Exiguus. Yang ternyata telah membuat kesalahan dalam penghitungannya, di mana mengalami perbedaan sekitar beberapa tahun," kata Paus dalam bukunya.

Secara detail, penjelasan Paus tentang kekeliruan penghitungan kelahiran Yesus itu dituangkan dalam buku berjudul "Jesus of Nazareth: The Infancy Narratives". Buku yang menyatakan penghitungan kelahiran Yesus keliru itu telah diterbitkan sejak tahun lalu, tepatnya 21 Nopember 2011.

"Tanggal kelahiran Yesus sebenarnya lebih cepat beberapa tahun," tambah Paus.

Dionysius Exiguus selama ini dikenal sebagai 'penemu' kalender modern dan konsep era Anno Domini atau yang dikenal sebagai AD. Tak hanya itu, ia juga dikenal telah menciptakan sistem baru untuk membagi jarak pada kalender saat itu. Yang masih berpatokan pada tahun saat dimulainya pendudukan Kekaisaran Roma, Diocletian.

Kekaisaran Diocletian itulah yang menganiaya penganut Kristen, sehingga sistem penghitungannya diganti dengan sistem yang baru dengan didasarkan pada kelahiran Yesus. Namun, bagaimana cara Dionysius menghitung kelahiran Yesus tidak jelas.

Pernyataan Penghitungan Kelahiran Yesus Keliru yang dijelaskan oleh Paus Benekditus XVI bukanlah hal yang pertama. Sebelumnya, banyak sejarawan yang meyakini, bahwa Yesus sebenarnya lahir antara 7 Masehi hingga 2 Masehi atau antara 6 Masehi sampai 4 Masehi. Namun, mayoritas umat Kristiani tetap menggunakan tanggal 25 Desember tahun pertama Masehi sebagai hari kelahiran Yesus dan menjadikannya sebagai hari raya natal. [JJ/L6/bsb]

bersama dakwah

Hukum Mempercayai Kiamat 21 Desember 2012

 

Isu kiamat 21 Desember 2012 beredar luas. Isu itu bermula dari ramalan suku maya yang mengatakan bahwa kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012. Tidak sedikit orang yang percaya dengan ramalan kiamat itu, bahkan sampai menyiapkan diri menghadapinya, dengan cara-cara yang "konyol". Bagaimana hukum mempercayai ramalan kiamat 21 Desember 2012 itu?

Hari kiamat adalah hari hancurnya alam semesta dan berakhirnya kehidupan dunia. Kiamat adalah sesuatu yang pasti terjadi. Mempercayai adanya hari kiamat merupakan salah satu rukun iman yang harus diyakini oleh umat Islam. Di dalam Al-Qur’an, kiamat disebutkan dalam banyak tempat. Ketika menghimpun ayat-ayat yang mendeskripsikan kiamat, Sayyid Qutb dalam kitab Al Qiyamah menjelaskan ada 77 surat yang berbicara tentang kiamat dan akhirat. Bahkan, ada beberapa surat yang namanya menunjukkan kiamat. Misalnya surat Al Qiyamat dan Al Qari’ah.

Selain dijelaskan di banyak tempat dalam Al Qur’an, kiamat juga dijelaskan dalam banyak hadits. Tidak ada satupun kitab hasits yang tujuh (kutubu sittah) yang melewatkan tema kiamat. Kedahsyatan kiamat tergambar jelas. Kengerian kiamat juga dipaparkan. Bahkan, tidak sedikit hadits shahih yang menjelaskan tanda-tandanya.

Namun, kapan waktu tepatnya terjadi kiamat adalah rahasia Allah. Hal itu termasuk perkara gaib yang tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Bahkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga tidak mengetahui kapan terjadinya kiamat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang hari kiamat: "Mereka bertanya kepadamu tentang Kiamat, 'Kapankah terjadinya?' Katakanlah, 'Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku, tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.' Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, 'Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.'" (Q.S Al-A'raaf : 187)

Dalam hadits riwayat Imam Muslim disebutkan, Jibril –yang saat itu menjelma seorang lelaki- bertanya kepada Rasulullah: “Beritahu aku kapan datangnya kiamat.” Beliau menjawab, “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.”

“Datangnya hari kiamat adalah rahasia Allah Ta’ala,” kata Syaikh Mushtafa Dieb Al Bugha dan Syaikh Muhyidin Mistu ketika menjelaskan hadits tersebut dalam kitab Al-Wafi, “Tidak ada satu makhluk pun mengetahuinya, baik malaikat maupun Rasul.”

Maka segala ramalan tentang tanggal terjadinya kiamat adalah dusta, termasuk ramalan yang menyebutkan bahwa kiamat terjadi pada tanggal 21 Desember 2012. Apalagi tanda-tanda akan terjadinya kiamat belum terpenuhi. Misalnya, yang disebutkan dalam hadits shahih riwayat Muslim dan Ibnu Majah berikut ini:

“Tidaklah hari kiamat akan terjadi sampai terjadinya sepuluh tanda-tanda kiamat: terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya, munculnya Dajjal, awan, dabbah, Ya’juj dan Ma’juj, keluarnya Isa bin Maryam, terjadinya tiga gerhana: gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di negeri Arab, serta api yang keluar dari dalam Qar ‘And Abyan.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah)

Lebih dari itu, mempercayai ramalan bisa membuat seseorang terjerumus pada kekufuran. Ramalan di sini bukan hanya tentang ramalan nasib, tetapi juga termasuk ramalan tanggal terjadinya kiamat. Seperti yang beredar saat ini, mempercayai ramalan suku Maya bahwa kiamat terjadi pada 21 Desember 2012.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu mempercayai apa yang diramalkan, maka ia telah kufur terhadap wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam .” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad)

Kesimpulannya, mempercayai ramalan kiamat 21 Desember 2012 adalah haram. Bahkan, bisa menjatuhkan seseorang ke dalam kekufuran. Wallahu a’lam bish shawab. [Abu Nida]

bersama dakwah

TIME: Mohamed Morsi, the Power Broker



Presiden Mesir, Dr Muhammad Mursi menempati urutan ke-4 orang yang paling berpengaruh di dunia versi Majalah TIME.
Majalah TIME mengungkapkan bahwa Mursi adalah presiden pertama dari kalangan sipil yang dipilih langsung oleh rakyat secara demokratis di Mesir. Beliau mengapresiasi keragaman dan prulalitas sehingga memasukkan tokoh-tokoh non-muslim dalam jajaran pemerintahannya, sebagaimana juga beliau menolak seruan untuk berlaku represif dan mengekang terhadap kelompok liberal maupun sekuler.
TIME juga menyebutkan keberanian Mursi dan keseriusan dirinya berperan dalam menghentikan perang antara Israel dan Hamas (perang  8 hari Nop. 2012) dan seruan tegas Mursi agar presiden Suriah, Basyar Al-Asad mengundurkan diri.
Majalah ini juga menyatakan bahwa Mursi tetap menjadi sosok yang sangat berpengaruh di Timur Tengah meski tantangan dalam negeri menghadangnya.

If you need proof that the Arab Spring has turned the Middle East upside down, dwell for a moment on the irony that Mohamed Morsi, Egypt’s Islamist President, has managed to put the U.S. and Israel at ease even as he has filled many of his compatriots with dread.

On becoming Egypt’s first democratically elected leader on June 30, Morsi included non-Islamists in his Cabinet, ignored religious extremists’ calls for restrictions on secular liberties, curbed the power of the military and refrained from populist economic policies. He even quit his membership in the Muslim Brotherhood to strengthen his claim to represent all Egyptians. Abroad, he maintained the 33-year-old Israel-Egypt peace treaty and tried to persuade Syrian tyrant Bashar Assad to step down. In November, he leveraged the Brotherhood’s long-standing relations with Hamas to broker a cease-fire between the Palestinian group and Israel, winning international kudos in the process. [TIME]


***
Seperti biasa, setiap tahun majalah TIME memilih "Person of the Year", orang-orang yang berpengaruh di dunia. Dan untuk tahun 2012 ini dari 40 kandidat terpilih 5 finalis: Presiden Amerika Serikat Barack Obama, aktivis remaja Pakistan Malala Yousafzai yang ditembak Taliban karena menganjurkan pendidikan untuk perempuan, Direktur Eksekutif Apple Tim Cook, Presiden Mesir Mohamed Morsi dan ilmuwan Fabiola Gianotti. 

Presiden Amerika Serikat Barack Obama akhirnya dinobatkan sebagai Person of the Year 2012 versi majalah TIME. Sedang Presiden Mesir, Muhammad Mursi, masuk menjadi runner up urutan ke-4. 

 
 

KISAH DUEL AGEN MOSSAD DENGAN PENGAWAL PRIBADI KHALID MISY'AL

 

Di sela-sela kunjungan hidayatullah.com dan Sahabat Alaqsha di Gaza, Allah mempertemukan tim dengan pengawal pribadi Kepala Biro Politik HAMAS Khalid Misy'al. Namanya Muhammad Abu Saif. Melalui Abu Saif, Allah menggagalkan usaha Zionis Israel untuk membunuh Misy'al pada 15 September 1997 di Amman, Yordania.

Sebelum bercerita tentang kejadian tersebut, Abu Saif berdoa agar amal-amalnya senantiasa dijaga dan diterima Allah. Sebagai tambahan, Abu Saif melakukan pertarungan dengan dua agen Israel
(Mossad) saat dirinya sedang puasa. Berikut petikan ceritanya.

Bagaimana awal kejadiannya?

Saat itu sedang keluar dari sebuah acara. Misy'al dan pengawal yang satu di mobil pertama. Saya di mobil kedua di belakang. Tiba-tiba, saat mobil Miy'al berhenti ada dua orang menyerang Misy'al. Yang satu tinggi besar berwajah Arab yang satunya agak kecil berwajah Yahudi. Misy'al dijatuhkan dengan posisi wajah di bawah. Pria Arab yang besar dengan tangannya yang terbalut seperti memasukkan sesuatu -racun- ke bagian belakang kepala Misy'al. Pria yang kecilnya melumpuhkan pengawal Misy'al yang semobil dengannya.

Bagaimana reaksi orang-orang yang melihat?

Kejadiannya memang siang hari tapi jalanan sepi.

Kemudian?

Misy'al masih sadar. Kemudian saya berlari dan menyerang kedua intel Mossad itu. Saat saya serang kakinya, intel yang besar lompat. Saat lompat itu saya tendang kakinya kemudian dia jatuh tersungkur dengan wajahnya. Namun keduanya bisa kabur

Lalu apa yang terjadi pada Misy'al?

Misy'al masih sadar dan segera dibawa ke kantor HAMAS di Amman. Sejak itu diketahui racun yang disuntikkan ke Misy'al bekerja saat tidur yang mempengaruhi dan pernafasan. Hingga korbannya bisa terlihat mati secara wajar karena sesak nafas.

Bagaimana dengan dua orang tadi?
Kedua orang tadi lari dijemput mobil. Saya kejar tapi tidak kena. Kemudian saya hapalkan saja plat nomor mobilnya. Saya ambil mobil kemudian saya kejar. Saya kejar cukup jauh, sepertinya mereka mengira misi mereka telah berhasil. Dua orang penyerangnya turun dari mobil menuju pertokoan, sopirnya melaju ke arah kantor Kedutaan Besar Israel.

Saya sudah membawa batu. Kemudian saya dekati yang dua orang tadi dari jarak 100 meter hingga jarak 40 meter. Tapi mereka melihat dan mengenali saya kemudian kita kejar-kejaran.
Pada jarak 20 meteran, saya lempar batu itu mengenai si badan besar. Segera saya rengut kerah baju si besar itu sampai dia tidak bisa nafas. Ketika saya mengusai si besar, yang badan kecil memukul kepala saya hingga berdarah. Pandangan saya seperti gelap.

Anda tidak sadarkan diri?

Dengan keadaan seperti itu saya hantam si besar di rahangnya dan dia tumbang. Yang badan kecil terus menyerang saya dengan batu tapi saya gunakan si badan besar jadi tameng.

Kemudian saya berkelahi satu lawan satu dengan si badan kecil. Sampai dia saya jatuhkan ke jalanan yang lebih rendah yang banyak orang.

Saya tidak sadar mungkin karena kantuk. Saya sadar saya sedang di atas badan si kecil tadi sambil memukuli dia. Tapi si besar sadar siap dengan batu. Kemudian banyak orang mau melerai, ada juga di situ seorang polisi Palestina.

Kemudian?

Saya bilang ke mereka ini adalah urusan politik. Yang besar diurus polisi yang kecil saya yang pegang. Keduanya kita bawa ke kantor HAMAS. Di tengah jalan saya maki-maki kedua agen Mossad, dan mereka membantah. Polisi Palestina tadi menasehati agar saya tidak mengatai mereka dengan sebutan-sebutan anjing buduk dan tidak menatap mata kedua intel Mossad itu.

Sementara Misy'al tidak sadarkan diri selama 48 jam, dia dibantu dengan alat pernafasan. Alhamdulillah, dengan dua orang itu kita bisa menekan Zionis untuk memberikan penawar racun untuk Misy'al. Tidak hanya itu, dua orang itu juga kita tukar untuk membebaskan Syaikh Ahmad Yasin yang saat itu dipenjara Zionis Israel.(SahabatAlAqsha)

Islamedia