Jumat, 15 Februari 2013

Direktur Indoguna Bantah Suap Rp 40 Miliar untuk LHI





REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu tersangka dalam kasus dugaan suap impor daging sapi, Arya Abdi Effendy, menjalani pemeriksaan sebagai tersangka untuk pertama kalinya oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (5/2).
Saat tiba di gedung KPK, Arya Abdi Effendy membantah telah memberikan uang sebesar Rp 1 miliar kepada tersangka lainnya, Ahmad Fathanah. “Nggak ada, nggak ada yang Rp 40 miliar itu,” kata Arya Abdi Effendy saat tiba di gedung KPK, Jakarta, Selasa (5/2).
Arya Abdi Effendy tiba di gedung KPK pada pukul 10.55 WIB. Ia terlihat keluar dari kendaraan tahanan KPK dan memakai baju tahanan KPK berwarna putih dan celana jeans biru muda. Arya Abdi Effendy juga memakai kacamata.
Dia menjabat sebagai salah satu direktur di perusahaan importir daging sapi asal Australia, PT Indoguna Utama. Direktur lainnya, Juard Effendy juga menjadi tersangka, sedangkan Direktur lainnya, Soyaya Effendy, diperiksa sebagai saksi pada hari ini.
Barang bukti yang disita penyidik KPK, yaitu uang sebesar Rp 1 miliar yang diberikan Juard Effendy dan Arya Abdi Effendy kepada Ahmad Fathanah. Uang ini merupakan uang muka.
Menurut KPK, uang tersebut merupakan comitment fee yang akan diberikan kepada Luthfi Hasan Ishaaq sebesar Rp 40 miliar. Saat itu Luthfi masih menjabat sebagai presiden Partai Keadilan Sejahtera dan anggota Komisi I DPR.

 

Berjenggot & Pakai Celana 'Ngatung' Bukan Teroris





Tidak selamanya umat Islam yang cara ibadahnya berbeda, memakai celana 'ngatung' atau di atas telapak kaki, berjenggot, dan yang berbeda dengan masyarakat sekitarnya dikategorikan sebagai teroris.

"Kita harus mengubah cara pandang tersebut karena penyebutan kata 'teroris' itu bukan hanya tertuju pada satu kelompok umat tertentu saja," kata dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Tadulako, Dr Muhammad Khairil saat memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta, Jumat (15/2).

Menurutnya terorisme yang sejak dulu dipahami sebagai tindakan kriminal kini berubah wajah seolah hanya identik dengan perbuatan Islam militan. Padahal menurutnya Islam jauh dari teroris dan kekerasan.

"Tidak semua umat Islam bisa dikatakan teroris, begitu pula yang memiliki kebiasaan berbeda dengan masyarakat sekitarnya," kata Muhammad Khairil.

Aksi terorisme itu sebenarnya bertujuan untuk melumpuhkan otoritas pemerintahan yang tidak mereka sukai, sehingga kelompok teroris itu dapat menerapkan mazhab atau aliran yang mereka anut.

"Terpidana teroris itu lebih pada mereka yang menjadi korban atas resolusi konflik yang kurang mereka setujui dan tidak sesuai dengan keinginan serta belum membuahkan hasil damai," imbuh Khairil.

Menurutnya media juga tidak harus memberitakan tentang terorisme dari satu sudut pandang seperti pemerintah atau Detasemen Khusus (Densus) 88. Media harus cover both side.

Sumber berita juga harus digali dari terpidana teroris agar masyarakat juga mendapat pengetahuan dari dua sisi sudut pandang.

Bahkan Khairil mengaku pernah mewawancarai satu terpidana teroris mengajak wartawan agar tahu tentang teroris dari sudut pandang pelaku atau kelompok-kelompok tersebut.

oleh : kartaraharja ucu

Jangan Mimpi Mendapat Pemimpin Saleh Kalau Rakyat Jahat



Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Tengku Zulkarnain menegaskan, jangan bermimpi Indonesia mempunyai pemimpin yang saleh apabila rakyatnya jahat.

"Bangsa ini harus saleh, kata nabi, kalu kita tidak saleh, umat akan mendapat kesusahan dan duka nestapa terus menerus." Ungkap Tengku Zulkarnain,
 
Ia memberikan ilustrasi, "Bahwa di negara demokrasi, pemilihan langsung, kalau di sebuah desa terdiri dari 90 persen pemabuk, dapat dipastikan mendapat pemimpin seorang pemabuk." Sebaliknya dalam satu desa mayoritas orang saleh, maka dipastikan pemimpinnya orang saleh.

Seharusnya umat tidak semata mata menyalahkan para pemimpin, apabila terjadi berbagai kerusakan serta ragam permasalahan, semua itu karena ulah dari tangan manusia secara umum. Karena yang memilih seorang pemimpin adalah rakyat.

Ulil Abshar: Biarkan Saja Papua Merdeka!

486069869a157e0793ee5584b53854f4 


Tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) yang belakangan menjabat Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla, kembali membuat ulah.  Terkait memanasnya situasi di Papua, Ulil justru menyatakan menyetujui kemerdekaan Papua.
Ulil dikenal sering bersuara nyaring soal gerakan Islam radikal di Indonesia.  “FPI adalah organisasi yang melakukan kekerasan sistematis tetapi bukan separatis. Watak kekerasannya mengarah pada suatu kelompok,” tegas Ulil.
Ulil yang getol mendorong pembubaran Front Pembela Islam (FPI) ini, kini secara terang-terangan justru membela kelompok separatis.  Dengan tegas Ulil mendukung tujuan gerakan Organisasi Papua Merdeka, yang ingin memerdekakan Papua.
Melalui akun twitter Ulil Abshar Abdalla ‏@ulil menantu KH Mustofa Bisri ini menyatakan: “Apakah kita masih harus mempertahankan Papua? Bagaimana kalau dilepaskan saja? Rumit!”
“Saya dulu jg berpikir, Papua harus dipertahankan dg harga apapun. Tp saya merasa pikiran saya itu kok naif,” sambung Ulil.
Mengapa Papua sebaiknya dimerdekakan, Ulil beralasan: “Biaya mempertahankan Papua mahal sekali. Sudah begitu, apapun yg diperbuat pemerintah pusat, akan dianggap salah terus. Capek!”
Menurut pandangan Ulil, masalah Papua tak akan selesai dlm waktu dekat. Butuh proses lama. Itu fakta politik yg harus disadari semua pihak. Masalah Papua bukan semata2 soal keadilan ekonomi.  “The problem is, many people there feel they don't belong to Indonesia!” tegas Ulil.
“Ibarat kehidupan perkawinan, kalau salah satu pasangan tak mau lg bertahan dlm ikatan perkawinan, masak hrs dipaksa,” sambung Ulil.
Itoday.com


Tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) yang belakangan menjabat Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla, kembali membuat ulah.  Terkait memanasnya situasi di Papua, Ulil justru menyatakan menyetujui kemerdekaan Papua.
Ulil dikenal sering bersuara nyaring soal gerakan Islam radikal di Indonesia.  “FPI adalah organisasi yang melakukan kekerasan sistematis tetapi bukan separatis. Watak kekerasannya mengarah pada suatu kelompok,” tegas Ulil.
Ulil yang getol mendorong pembubaran Front Pembela Islam (FPI) ini, kini secara terang-terangan justru membela kelompok separatis.  Dengan tegas Ulil mendukung tujuan gerakan Organisasi Papua Merdeka, yang ingin memerdekakan Papua.
Melalui akun twitter Ulil Abshar Abdalla ‏@ulil menantu KH Mustofa Bisri ini menyatakan: “Apakah kita masih harus mempertahankan Papua? Bagaimana kalau dilepaskan saja? Rumit!”
“Saya dulu jg berpikir, Papua harus dipertahankan dg harga apapun. Tp saya merasa pikiran saya itu kok naif,” sambung Ulil.
Mengapa Papua sebaiknya dimerdekakan, Ulil beralasan: “Biaya mempertahankan Papua mahal sekali. Sudah begitu, apapun yg diperbuat pemerintah pusat, akan dianggap salah terus. Capek!”
Menurut pandangan Ulil, masalah Papua tak akan selesai dlm waktu dekat. Butuh proses lama. Itu fakta politik yg harus disadari semua pihak. Masalah Papua bukan semata2 soal keadilan ekonomi.  “The problem is, many people there feel they don't belong to Indonesia!” tegas Ulil.
“Ibarat kehidupan perkawinan, kalau salah satu pasangan tak mau lg bertahan dlm ikatan perkawinan, masak hrs dipaksa,” sambung Ulil.

Read more about Menyatakan by www.itoday.co.id

14 Harapan Di Balik Nama PKS

 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kini memasuki usianya yang ke-14. Ibarat manusia, usia 14 tahun dalam syariat diistilahkan dengan amrad, tahun terakhir amrad. Fase amrad merupakan masa di mana anak memerlukan pengembangan potensinya dan memasuki masa baligh. Sebelum fase amrad, telah dilalui tiga masa yaitu bayi (0-2 tahun), thufulah/anak-anak (2-7 tahun), dan tamyiz (7-10 tahun).

14 tahun juga berarti fase taklif akan menjelang. Taklif yang umumnya dimulai pada usia 15 tahun merupakan masa di mana tuntutan tanggungjawab dan beban sudah mulai berada di pundak seseorang.

Jika diperhatikan, perjalanan PKS juga mirip-mirip demikian. Kini ia berada pada masa pengembangan potensi-potensinya, untuk di tahun-tahun berikutnya harus siap memikul amanah dan tanggungjawab yang lebih besar dalam mengelola negara. Maka masa sekarang ini merupakan masa transisi sekaligus persiapan untuk mengambil tanggungjawab itu, yang jika dimaknai oleh kader dan struktur partai Islam itu akan menjadikannya kokoh dalam memimpin dan melayani.

Meskipun saat ini baru berusia 14 tahun, setidaknya telah ada 14 harapan terhadap PKS sesuai dengan namanya:

Pantang Korupsi Sogokan
Inilah yang diharapkan publik dari PKS, yang juga menjadi poin pertama dalam tulisan Al Muzammil Yusuf “Spiritualitas Politik”. Tahun lalu Kompas melaporkan, sepanjang 2004-2011 Kementerian Dalam Negeri mencatat sebanyak 158 kepala daerah tersangkut korupsi dan sedikitnya 42 anggota DPR pada 2008-2011 juga terseret korupsi. Semoga PKS bisa membuktikan kader-kadernya tidak terlibat dan selamanya tidak terlibat, bahkan berada pada garda terdepan pemberantasan korupsi.

Penghapus Kemiskinan Sistemik
Jika salah satu calon presiden Mesir sudah berkampanye “Kemiskinan adalah musuh pertama Mesir”, sesungguhnya Indonesia juga tidak jauh berbeda. Pada Maret 2011, angka kemiskinan tercatat sebesar 12,5 persen. Angka itu dari BPS, namun faktanya bisa lebih besar. Jika PKS mampu menggulirkan program-program peningkatan kesejahteraan, tentu ia telah mewujudkan salah satu harapan terbesar rakyat Indonesia. Selain melalui program partai, pada daerah yang kepala daerah (walikota/bupati/gubernur) nya PKS, perlu dijadikan sebagai daerah percontohan sehingga masyarakat percaya ketika PKS menang dan menjadi presiden, kemiskinan bisa diperangi.

Pelopor Kehidupan Syariah
Harapan yang tidak boleh diabaikan oleh PKS sebagai Partai Islam, apalagi partai dakwah adalah sebagai Pelopor Kehidupan ber-Syariah. Yakni bagaimana mengamalkan Islam dalam kehidupan sehari-hari dan memasukkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika kader-kader PKS telah ditarbiyah dengan tarbiyah Islamiyah, masyarakat juga berharap bahwa kebaikan itu bisa dirasakan pada level yang lebih luas.

Pemimpin Kharismatik Sederhana
Publik sangat respek dengan pemimpin-pemimpin yang kompeten, kharismatik namun tetap bersahaja. Orang-orang seperti Jenderal Soedirman dan M. Natsir jauh lebih disuka dan dirindukan daripada pemimpin yang tampil mewah atau bergaya parlente. Tokoh PKS semacam Hidayat Nur Wahid memenuhi kriteria seperti ini, dan karenanya ia disukai secara luas oleh orang-orang di luar PKS sekalipun. PKS harus memperbanyak pemimpin kharismatik sederhana seperti itu.

Partai Keikhlasan Sanubari
Singkatan ini juga dipakai Al Muzammil Yusuf pada tulisan “Spiritualitas Politik.” Pada tulisan itu ia merekam banyak peristiwa di mana orang-orang dari berbagai kalangan memilih dan berharap kepada PKS karena keikhlasan sanubarinya. Seperti seorang tokoh nasional yang menolak lamaran partai besar (waktu itu) dan memilih PKS, walaupun tak ada keuntungan duniawi yang diperolehnya. Seorang aleg partai lain rela meninggalkan partainya setelah mengetahui kebobrokan di gedung dewan, lalu memilih PKS meskipun tak ada jaminan apapun. Bahkan seorang haji yang berdoa dan mendapat petunjuk di samping ka'bah hingga keyakinannya kuat memilih PKS. Seperti kata Ibnu Qayyim bahwa hati yang ikhlas itu laksana cahaya yang bisa ditangkap hati ikhlas lainnya, semoga kader-kader PKS tetap menjaga keikhlasan dan idealismenya.

Palestina Kita Sayangi
Umat Islam itu bersaudara. Dan persaudaraan itu tak boleh dibatasi oleh sekat-sekat geografis. Jika kaum Muslimin di sebuah negara menderita, maka penderitaan itu juga dirasakan oleh saudara Muslim lainnya dan karenanya harus dibela. Palestina telah menjadi ikon bumi jihad akibat penjajahan Zionis Yahudi. PKS menjadi salah satu partai yang concern terhadap Palestina dan karenanya ia disukai dan menjadi harapan banyak Muslim di negeri ini. Ada kedekatan yang luar biasa yang harus terus dipertahankan, karena PKS itu artinya Palestina Kita Sayangi.

Partai Keluarga Sakinah
Di tengah maraknya kasus KDRT, perselingkuhan, perceraian, dan masalah rumah tangga, PKS hadir dengan Rumah Keluarga Indonesia (RKI). Jauh sebelum mendirikan RKI, kader-kader PKS telah berupaya menerapkan tuntunan Islam dalam berkeluarga. Maka keluarga PKS adalah keluarga cinta, baik antara suami istri maupun anak-anak buah hati mereka. Mungkin karena menyaksikan fenomena itu, banyak orang di luar PKS yang ingin memperoleh suami atau istri kader PKS. PKS dengan demikian dikenal sebagai Partai Keluarga Sakinah.

Partai Kader Sejati
Di saat banyak partai kesulitan menggerakkan massa tanpa uang, atau menghadirkan peserta kampanye, PKS bahkan bisa menggerakkan kader-kadernya sepanjang tahun, dekat atau jauh pemilu. Kader-kadernya juga terbiasa berkorban dan aktif dalam kegiatan sosial seperti baksos atau penanggulangan bencana. Mencari pengurus atau caleg, PKS juga tidak kesulitan karena sistem kaderisasinya jalan. PKS menjadi harapan karena ia adalah Partai Kader Sejati.

Partai Kaya Solusi
Untuk penanggulangan bencana, PKS membentuk P2B. Untuk mengatasi masalah kaum ibu dan perempuan, PKS mendirikan PWK. Untuk masalah keluarga dan rumah tangga, PKS memiliki RKI. Untuk memudahkan anak-anak belajar dan bertumbuh kembang sesuai tahapannya, PKS menyediakan Rumah Pelangi. Untuk menyerap aspirasi masyarakat PKS memiliki Rumah Aspirasi. Dan seterusnya. Pun dengan masalah bangsa dan negara. Ketika pemerintah didera kesulitan lantaran BBM, PKS pun mengusulkan solusi. Masyarakat mengharapkan partai yang mampu memberikan solusi, bukan hanya partai yang hanya mampu mengeluhkan masalah. PKS harus menjadi Partai Kaya Solusi.

Penegak Keadilan Sosial
Persoalan hukum masih menjadi hal yang sangat diimpikan oleh mayoritas penduduk negeri ini. Bayangkan, maling ayam atau pencuri sandal yang nilainya hanya puluhan ribu bisa mendekam lama di penjara bahkan diadili massa, sementara koruptor yang nilainya puluhan milyar bahkan tiliun, tampak nyaman-nyaman saja. PKS yang dari awal diketahui kritis diharapkan menjadi Penegak Keadilan Sosial.

Partai Konsisten Sekali
Spanduk ada di mana-mana. “Bersama rakyat PKS konsiten menolak BBM naik.” Masyarakat mulai tahu dan menaruh harapan pada partai yang konsisten memperjuangkan aspirasi masyarakat, bukan berjuang hanya demi kekuasaan dan keuntungan pribadi. PKS harus terus bertahan menjadi Partai Konsisten Sekali.

Partai Kalem dan Santun
Ini yang disukai dan menjadi diferensiasi dari partai-partai lainnya. PKS, tercermin dari kader dan tokoh-tokohnya, harus menjaga sikap kalem dan santunnya. Tidak arogan, tidak sok berkuasa. Tulisan Dahlan Iskan “Massa Santun di Dunia yang Begertah” pada 2003 lalu, perlu dihayati dan dipertahankan nilai-nilai positifnya.

Pilihan Kyai dan Santri
Karena PKS adalah partai Islam dan kader-kadernya yang tertarbiyah menunjukkan akhlak Islamiyah, maka PKS juga membawa harapan para Kyai dan Santri. Jika PKS mampu menjaga harapan itu, apalagi mendekati dan mengajak para Kyai di barisan terdepan pemilih PKS, insya Allah kemenangan akan didapatkan hingga pelosok-pelosok desa dan pesantren-pesantren.

Pilihan Kita Semua
Kebaikan yang terus dihimpun dan kemaslahatan yang terus ditebarkan kepada masyarakat pada akhirnya membuat semakin banyak orang percaya bahwa PKS adalah Pilihan Kita Semua.

Selamat Milad ke-14, semoga PKS terus berjuang menegakkan keadilan dan mewujudkan kesejahteraan, menjadi partai dakwah yang kokoh untuk melayani dan memimpin bangsa.

oleh : Jundijustice

Dari mana sumber keuangan PKS

 

Banyak orang bertanya-tanya, darimana PKS mendapatkan dana sehingga partai Islam itu bisa terus beraktifitas sepanjang tahun. Setiap ada bencana, PKS hampir selalu terlihat membantu dengan beragam layanan, termasuk bantuan logistik. Pun dengan berbagai aktifitas layanan sosial yang digelarnya, seakan tanpa peduli apakah pemilu sudah dekat atau masih jauh.

Tidak hanya membantu korban banjir, longsor, gempa; kader-kader PKS juga kerap terlihat di hampir seluruh kota dengan agenda bakti sosial. Ada pengobatan gratis, sembako murah, advokasi, hingga konsultasi. Jika dikalkulasi, program-program yang berjalan sepanjang tahun itu membutuhkan dana yang sangat besar. Dari mana PKS mendapatkan semua dana itu?

Uang Rakyat Hasil Korupsi?
Jika ada yang menduga PKS mendapatkan semua dana itu dari korupsi, berarti ia telah berburuk sangka. Fakta historis menunjukkan, aktifitas sosial PKS sudah dilakukan sejak ia masih bernama PK, sebelum mengikuti pemilu dan sebelum memiliki anggota dewan maupun Kepala Daerah. Kedua, data menunjukkan -biidznillah- sampai saat ini tidak ada Kepala Daerah dan Anggota Legislatif PKS yang terjerat kasus korupsi. Alhamdulillah, dari data Indonesia Corruoption Watch (ICW) Desember 2012 lalu, hanya PKS dan Hanura –dari seluruh partai parlemen- yang kadernya tidak ada tersangkut korupsi walaupun belakangan ada fitnah besar yang mengkaitkan mantan Presiden PKS Ust Lhutfi dengan kasus korupsi tetapi memang belum terbukti.

Dana Aleg dan Kepala Daerah

Jika orang-orang berpikir bahwa PKS dapat melakukan segala aktifitasnya karena didanai oleh aleg dan kepala daerah dari PKS, hal itu tidak dapat disalahkan. Tetapi juga tidak sepenuhnya benar. Memang, aleg dan kepala daerah PKS pasti ikut menyumbang. Tetapi ada dua hal yang perlu disadari. Pertama, sumbangan dari aleg dan kepala daerah PKS tidak akan mampu mengcover seluruh aktifitas sosial PKS.

Kedua, tidak semua kabupaten/kota memiliki anggota dewan dari PKS, apalagi kepala daerah. Faktanya, kabupaten/kota tersebut juga semarak dengan aktifitas sosial PKS. Di Jawa Timur, misalnya, ada tiga kabupaten tanpa kursi dewan PKS, yakni Banyuwangi, Situbondo, dan Gresik. Namun, di ketiga kabupaten tersebut aktifitas PKS juga tidak pernah surut.

Lalu dana dari mana?

Lalu dari mana sebenarnya PKS mendanai kegiatan-kegiatan sosialnya? Ternyata dana PKS paling besar diperoleh dari kader.

Sunduquna Juyubuna
Salah satu pemahaman PKS yang menjadikannya berbeda dengan partai lain adalah karena partai tersebut merupakan partai Islam dan partai dakwah, maka perjuangannya adalah perjuangan Islam. Aktifitasnya adalah dakwah. Maka segala hal yang dikeluarkan, baik tenaga, pemikiran, maupun dana, tidak lain adalah untuk Islam, untuk kebaikan. Bukan untuk dunia atau politik an sich yang kemanfaatannya hanya untuk dipetik di dunia.

Bagi kader PKS, apapun yang ia infakkan kepada masyarakat, maka itu akan menjadi investasi baginya di akhirat kelak. Doktrin yang ia pegang adalah sabda Nabi "Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, Allah akan menyelesaikan kesulitan-kesulitannya di hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat" (HR. Muslim)

Atas dasar pemahaman itu, kader PKS memegang prinsip "sunduquna juyubuna". Bahwa kantong-kantong mereka yang akan membiayai dakwah mereka. Mereka berusaha mencontoh Rasulullah dan para sahabat yang membiayai dakwah Islam pada generasi pertama umat ini. Mereka melihat contoh orang-orang kaya seperti Umar yang menginfakkan separuh hartanya. Abu Bakar yang pernah menginfakkan seluruh hartanya. Utsman bin Affan yang pernah membiayai hampir seluruh keperluan sebuah perang jihad. Namun, mereka juga melihat contoh sahabat-sahabat miskin yang tidak kalah bersemangat menginfakkan hartanya. Ada yang mampunya hanya menyumbang segenggang kurma, maka ia pun menyumbangkan itu. Bahkan ada yang tidak memiliki apapun, maka ia menangis karena belum memiliki kesempatan berinfak harta.

Jika kita memahami itu, kita akan mampu memahami mengapa ada kader-kader PKS pada saat penghimpunan dana untuk korban banjir dengan suka rela menyerahkan jam tangannya, dengan suka rela memberikan gelang dan cincinnya, bahkan anting-antingnya. Suatu ketika pada sebuah munasharah, mungkin karena tidak membawa barang lain, seorang kader PKS bahkan menginfakkan sambal pecel untuk Palestina.

Membiasakan infak
Kader-kader PKS mengeluarkan iuran rutin sesuai kemampuan dan kerelaan mereka. Dari situlah terkumpul dana yang cukup, sebanding dengan jumlah kader, untuk bisa dipakai membantu masyarakat melalui berbagai aktifitas sosial. Namun, kadang bencana datang tiba-tiba, masyarakat membutuhkan bantuan tiba-tiba. Pada saat seperti itu akan ada penggalangan infak secara insendintal. Dan kader-kader PKS agaknya selalu siap menyisihkan sebagian rezekinya untuk masyarakat yang dicintainya.

Selain itu, kader-kader PKS juga membiasakan berinfak pada setiap kesempatan. Pada saat kajian, pada saat halaqah/pembinaan, hingga pada saat syuro/rapat, ada yang namanya infak majelis. Di sana kader PKS dengan sukarela berinfak sesuai kemampuannya.

Kadang kita menganggap kader-kader PKS itu orang-orang kaya semua sehingga mereka biasa berinfak. Padahal banyak diantara mereka yang pas-pasan, bahkan kadang-kadang kurang. Pengamatan kami, ada diantara mereka yang makannya hanya dengan ikan asin dan tempe, agar bisa menyisihkan uangnya untuk infak. Ada diantara mereka yang menghemat jatah beras istri atau jatah susu anaknya agak bisa berinfak. Tersebab kecintaan yang sangat mendalam pada masyarakatnya.

Dengan cara seperti itulah, biidznillah, PKS mampu membiayai kegiatan-kegiatan sosialnya. Dan demikianlah rahasia keuangan PKS, teriring doa semoga kebaikan kader-kadernya diganjar Allah dengan kebaikan di dunia dan pahala di akhirat, memperoleh ridha dan jannahNya.