
Beberapa
kali saya mendengar dari beberapa ikhwah, “halaqoh-halaqoh saya terasa
kering dari membangunkan ghiroh, saya tidak menemukan seperti yang dulu
saya temukan” .
Disadari
atau tidak seringkali ini menjadi permasalahan mendasar yang menjadi
penyebab penurunan militansi. Banyak alasan dikemukakan, mulai dari
Murobbi yang tidak ngruhi, kesibukan organisasi sampai masalah
keluargapun tidak luput jadi alasan penyebab ketidak hadiranke sebuah
halaqoh, sebuah sarana yang menjadi tolak ukur paling awal dari sebuah
militansi.
Bisa
jadi masalahnya memang ada pada Quwwatu Ruhiyah, pada kekuatan ruhiyah
yang mulai kendor sehingga menjadi sangat mudah untuk melalaikan amanah,
menunda amanah, bahkan yang paling berat sampai mundur sama sekali
dari jama’ah.
Mungkin
saja kita masih liqo, mungkin saja kita masih syuro, mungkin saja kita
masih aktif sebagai aktivis dakwah, yang menjadi masalah adalah ketika
kita menjalankan semua itu ternyata hanya sebuah lakon saja, bukan
sebagai bagian dari muwasofhat diri. Betapa kita melakonkan sebagai
aktivis dakwah dengan segala pernak-perniknya..ya hanya sebagai lakon
dan hanya berlaku ketika kita memerankan lakon tersebut, hanya beberapa
jam saja mungkin saat liqo, mungkin saat syuro, mungkin saat demo..tapi
setelah itu kita menjadi seperti orang lain kebanyakan banyak
menghabiskan waktu untuk aktivitas-aktivitas laghwun, menganggap sepele
ibadah harian, serta tidak bersemangat mengejar pencapaian muwashofat
kader da’wah.
Sebelum mengeluhkan tentang keringnya halaqoh pekanan ataupun menurunnya militansi..yuk coba dilihat diri kita masing-masing, selama ini kita hanya bermain peran atau menjalankan lakon saja ataukah memang sudah melekat dalam keseharian kita muwashofat sebagai seorang aktivis/Da’i.
Semoga Alloh SWT memberikan kekuatan Ruhiyah bagi kita, sehingga sanggup untuk memikul sekian banyak amanah dan menjadi individu-individu yang memberikan pengaruh kebaikan.
Wallohu A’lam
Islamedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar