Kamis, 21 Februari 2013

Pelajaran Ali bin Abi Thalib Kepada 3 Pendeta Yahudi





Dikala Umar bin Khattab memangku jabatan sebagai Amirul Mukminin, pernah datang kepadanya beberapa orang pendeta Yahudi. Mereka berkata kepada Khalifah, “Hai Khalifah Umar, Anda adalah pemegang kekuasaan sesudah Muhammad dan sahabatnya, Abu Bakar. Kami hendak menanyakan beberapa masalah penting kepada Anda. Jika Anda dapat memberi jawaban kepada kami, barulah kami mau mengerti bahwa Islam merupakan agama yang benar dan Muhammad benar-benar seorang Nabi. Sebaliknya, jika anda tidak dapat memberi jawaban, berarti bahwa agama Islam itu bathil dan Muhammad bukan seorang Nabi.”
“Silahkan bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan,” sahut Khalifah Umar.
Jelaskan kepada kami tentang induk kunci (gembok) mengancing langit, apakah itu?” Tanya pendeta-pendeta itu, memulai pertanyaan-pertanyaannya.“Terangkan kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang berjalan bersama penghuninya, apakah itu? Tunjukkan kepada kami tentang suatu makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya, tetapi ia bukan manusia dan bukan jin! Terangkan kepada kami tentang lima jenis makhluk yang dapat berjalan di permukaan bumi, tetapi makhluk-makhluk itu tidak dilahirkan dari kandungan ibu atau induknya! Beritahukan kepada kami apa yang dikatakan oleh burung puyuh (gemak) disaat ia sedang berkicau! Apakah yang dikatakan oleh ayam jantan dikala ia sedang berkokok! Apakah yang dikatakan oleh kuda disaat ia sedang meringkik? Apakah yang dikatakan oleh katak di waktu ia sedang bersuara? Apakah yang dikatakan oleh keledai disaat ia sedang meringkik? Apakah yang dikatakan oleh burung pipit pada waktu ia sedang berkicau?”
Khalifah Umar menundukkan kepala untuk berpikir sejenak, kemudian berkata,“Bagi Umar, jika ia menjawab ‘tidak tahu’ atas pertanyaan-pertanyaan yang memang tidak diketahui jawabannya, itu bukan suatu hal yang memalukan!”
Mendengar jawaban Khalifah Umar seperti itu, pendeta-pendeta Yahudi yang bertanya berdiri melonjak-lonjak kegirangan, sambil berkata, “Sekarang kami bersaksi bahwa Muhammad memang bukan seorang Nabi, dan agama Islam itu adalah bathil!”
Salman Al-Farisi yang saat itu hadir, segera bangkit dan berkata kepada pendeta-pendeta Yahudi itu: “Kalian tunggu sebentar!”
Ia cepat-cepat pergi ke rumah Ali bin Abi Thalib. Setelah bertemu, Salman berkata: “Ya Abal Hasan, selamatkanlah agama Islam!”
Ali bingung, lalu bertanya: “Mengapa?”
Salman kemudian menceritakan apa yang sedang dihadapi oleh Khalifah Umar bin Khattab. Imam Ali segera saja berangkat menuju ke rumah Khalifah Umar, berjalan lenggang memakai burdah (selembar kain penutup punggung atau leher) peninggalan Rasulullah SAW. Ketika Umar melihat Ali bin Abi Thalib datang, ia bangun dari tempat duduk lalu buru-buru memeluknya, sambil berkata: “Ya Abal Hasan, tiap ada kesulitan besar, engkau selalu kupanggil!”
Setelah berhadap-hadapan dengan para pendeta yang sedang menunggu-nunggu jawaban itu, Ali bin Abi Thalib berkata, “Silahkan kalian bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan. Rasulullah SAW sudah mengajarku seribu macam ilmu, dan tiap jenis dari ilmu-ilmu itu mempunyai seribu macam cabang ilmu!”
Pendeta-pendeta Yahudi itu lalu mengulangi pertanyaan-pertanyaan mereka. Sebelum menjawab, Ali bin Abi Thalib berkata, “Aku ingin mengajukan suatu syarat kepada kalian, yaitu jika ternyata aku nanti sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan kalian sesuai dengan yang ada di dalam Taurat, kalian supaya bersedia memeluk agama kami dan beriman!”
“Ya baik!” jawab mereka.
“Sekarang tanyakanlah satu demi satu,” kata Ali.
Mereka mulai bertanya, “Apakah induk kunci (gembok) yang mengancing pintu-pintu langit?”
“Induk kunci itu,” jawab Ali bin Abi Thalib, “ialah syirik kepada Allah. Sebab semua hamba Allah, baik laki-laki ataupun wanita, jika ia bersyirik kepada Allah, amalnya tidak akan dapat naik sampai kehadirat Allah!”
Para pendeta Yahudi bertanya lagi, “Anak kunci apakah yang dapat membuka pintu-pintu langit?
Ali menjawab, “Anak kunci itu ialah kesaksian (syahadat) bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah!
Para pendeta Yahudi itu saling pandang di antara mereka, sambil berkata, “Orang itu benar juga!” Mereka bertanya lebih lanjut, “Terangkanlah kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang dapat berjalan bersama penghuninya!
“Kuburan itu ialah ikan hiu (hut) yang menelan Nabi Yunus putera Matta,” jawab Ali. “Nabi Yunus AS dibawa keliling ketujuh samudera!
Pendeta-pendeta itu meneruskan pertanyaannya lagi, “Jelaskan kepada kami tentang makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya, tetapi makhluk itu bukan manusia dan bukan jin!”
Ali lalu menjawab, “Makhluk itu ialah semut Nabi Sulaiman AS putera Nabi Dawud AS, Semut itu berkata kepada kaumnya, ‘Hai para semut, masuklah ke dalam tempat kediaman kalian, agar tidak diinjak-injak oleh Sulaiman dan pasukan-nya dalam keadaan mereka tidak sadar!”
Para pendeta Yahudi itu meneruskan pertanyaannya, “Beritahukan kepada kami tentang lima jenis makhluk yang berjalan diatas permukaan bumi, tetapi tidak satu pun diantara makhluk-makhluk itu yang dilahirkan dari kandungan ibunya atau induknya!”
Ali menjawab, “Lima makhluk itu ialah, pertama, Adam. Kedua, Hawa. Ketiga, Unta Nabi Shaleh. Keempat, Domba Nabi Ibrahim. Kelima, Tongkat Nabi Musa (yang menjelma menjadi seekor ular).”
Setelah mendengar jawaban-jawaban serta penjelasan yang diberikan oleh Ali ra, dua di antara tiga orang pendeta Yahudi itu lalu mengatakan, “Kami bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah!”

Dari Kitab Fadhailul Khamsah Minas Shihahis Sittah

 

Injil Asli barnabas ditemukan di turki, terdapat nama Muhammad SAW

injil barnabas asli ditemukan di Turki




Belum lama ini, pemerintah Turki mengumumkan tentang penemuan Kitab Injil Asli Barnabas, salah satu murid pertama Yesus (Isa Almasih). Hal yang tentu saja mengejutkan banyak pihak, termasuk kubu Vatikan itu sendiri.

Sebagaimana diberitakan oleh DailyMail, basijpress dan NationalTurk, bahwa Injil Barnabas asli tersebut ditemukan pada tahun 2000 lalu di Turki, namun ditutupi oleh pemerintah Turki selama lebih dari 12 tahun, dan baru sekarang di beberkan ke publik.

Lembaran-lembaran kulit hewan itu ditulis dengan huruf Syriac dengan dialek bahasa Aram, bahasa yang sama seperti bahasa yang umum dipakai pada masa Yesus Isa Almasih. Pemerintah Turki menyakini bahwa kitab kulit hewan tersebut adalah Injil Barnabas orisinal.
Hal yang menarik dari Kitab Injil Barnabas Asli asal Turki tersebut menyatakan bahwa YESUS TIDAK PERNAH DI SALIB, dan terdapatnya ayat-ayat yang menyatakan bahwa Islam adalah agama yang benar serta pengakuan tentang kehadiran Nabi Akhir Jaman, Muhammmad SAW.

Pengakuan itu terdapat pada bab 41 dari Kitab Barnabas yang ditemukan di Turki tersebut. Berikut ini terjemahannya :
"Allah telah menyembunyikan diriNya sebagai Malaikat Agung Michael berlari mereka (Adam dan Hawa) dari surga, (dan) ketika Adam berbalik, ia melihat bahwa di atas pintu gerbang ke surga tertulis "La Ela ELA Allah, Mohamad Rasul Allah"

Kitab yang masih menjadi perdebatan tersebut disebutkan kini disimpan di Justice Palace, Ankara, Turki dengan pengawalan ketat polisi bersenjata lengkap dan keamanan maksimum. Pihak Iran lewat Basij Press menyatakan bahwa apa yang tertulis di kitab Barnabas asli tersebut adalah bukti tentang kebenaran Islam, yang walau begitu ditanggapi oleh sinis dari berbagai pihak.
Bahkan pihak Kristen lewat berbagai jamaatnya menyatakan bahwa Kitab Barnabas tersebut diragukan keotentikannya. Namun walau begitu pihak Vatikan lebih arif dengan menyatakan telah mengajukan permohonan resmi ke pemerintah Turki untuk membaca dan menganalisa keaslian kitab kontroversial itu.

Para agamawan menyatakan bahwa jika Alkitab Barnabas tersebut terbukti asli, maka akan mengakibatkan rusaknya kredibilitas Gereja, dan akang menimbulkan revolusi agama Nasrani besar-besaran di seluruh Dunia.Tentu saja penemuan ini cukup menarik, sama menariknya dengan penemuan dan fakta sejarah bahwa Benua Amerika pertama kali di temukan oleh para pelaut tangguh Islam.

potzmomedia


politisi PKS : Ini Tahun Yang Tepat Tegakkan Syariat Islam Secara Kaffah





Anggota Komisi VIII DPR RI Nasir Djamil meminta Pemerintah Aceh dapat memanfaatkan momentum bangkitnya kepedulian berbagai elemen masyarakat untuk menerapkan syariat Islam secara menyeluruh (kaffah) di Aceh.

“Tahun 2013 ini menurut saya menjadi momentum bagi Pemerintahan Aceh mengevaluasi qanun-qanun yang terkait dengan pelaksanaan syariat Islam di Aceh,” kata Nasir Djamil usai pengajian Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI), di Rumoh Aceh Kopi Luwak, Jeulingke, Banda Aceh, Rabu (20/02/2013) malam.

Pengajian KWPSI diisi oleh Guru Besar IAIN Ar-Raniry, Profesor Dr Al Yasa’ Abubakar. Ketua PW Muhammadiyah Aceh ini mengurai panjang lebar tentang perintah membayar zakat, manfaat, serta kondisi pengelolaan zakat terkini di Aceh.

Selain diikuti unsur wartawan dan santri, pengajian juga dihadiri oleh Kepala Biro Humas Setda Aceh, Nurdin F Joes, kalangan dosen IAIN, kolektor naskah kuno Aceh Tarmizi A Hamid, pengacara, pengusaha, serta kalangan mahasiswa.

Anggota Komisi VIII (membidangi agama, sosial, dan pemberdayaan perempuan) DPR RI, Nasir Djamil mengatakan, evaluasi terhadap qanun-qanun yang terkait dengan pelaksanaan Islam di Aceh, seperti Qanun Maisir (judi), Qanun Khalwat (perbuatan mesum atau zina), dan Qanun Khamar (minuman keras), diperlukan agar dapat mengetahui serta memperbaiki titik-titik kelemahannya.

“Harus kita akui masih banyak kelemahan di ketiga qanun tersebut, karena saat disusun dulu memang agak terburu-buru. Saya tahu ini karena saya terlibat dalam menyusun qanun-qanun ini,” ujar mantan anggota DPR Aceh periode 1999-2004 ini.

Politisi Partai Keadian Sejahtera (PKS) ini menyebutkan, di antara kelemahan qanun-qanun ini adalah mengenai kewenangan penyidikan. Sampai saat ini polisi dan jaksa mengalami kendala dalam mengeksekusi dan menahan pelanggar Qanun Maisir (judi).

“Jadi harus ada revisi yang menyeluruh agar pelaksanaan syariat Islam di Aceh tetap mengedepankan prinsip kemaslahatan dan persamaan di depan hukum,” ujarnya, diberitakan laman Serambi Indonesia.

Untuk proses evaluasi dan revisi qanun ini, kata Nasir, Gubernur Aceh perlu membentuk satu tim yang di dalamnya melibatkan juga unsur wilayatul hisbah, kejaksaan, dan kepolisian agar ketiga lembaga penegak hukum itu bisa singkron dalam menjalankan dan menerapkan hukum bagi para pelanggar syariat di Aceh.

“Setelah dievaluasi dan direvisi, saya mengusulkan agar qanun-qanun pelaksanaan syariah Islam dijadikan satu qanun bernama qanun Dinul Islam. Di dalamnya nanti ada bab jinayah, khalwat, maisir, minuman keras dan hal hal lain yang mengatur tentang pelaksanaan syariat Islam di Aceh. Jadi tidak ‘berserakan’ seperti sekarang,” kata Nasir Djamil.

hidayatullah

Gara-gara "Konspirasi", PKS Gresik Panen Ranting Baru





Berbagai kejanggalan dalam pemberitaan tentang Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendorong puluhan warga Gresik bergabung dengan partai nomor urut 3 itu. Bukan sekedar menjadi anggota, mereka juga bersedia menjadi pengurus Ranting di desa masing-masing. Alhasil, 36 DPRa baru pun dilantik, Ahad (17/2) pagi. Diantaranya DPRa desa Randuagung, Indro dan Karangkiring kecamatan Kebomas. Sedangkan dari kecamatan Gresik antara lain DPRa Pulo Pancian, Trate, dan Lumpur.

Dalam pelantikan DPRa baru di Gedung Dekopinda Jl Dr Wahidin itu terungkap, banyak warga di Kabupaten Gresik, khususnya kecamatan Gresik dan Kebomas, yang berpikir adanya konspirasi untuk menjatuhkan nama PKS. Pasalnya, terdapat berbagai keanehan dalam isu suap impor sapi yang mencatut nama LHI. Misalnya istilah operasi tangkap tangan (OTT) yang terkesan direkayasa, "garang"nya KPK yang dengan cepat menahan LHI sementara tokoh lain tidak diperlakukan demikian, Ketua KPK Abraham Samad yang meralat pernyatannya sendiri bahwa ada rekaman pembicaraan antara LHI dengan Mentan, dan seterusnya.

"PKS Islami kayak gini kok dibilang korupsi. Ini pasti ada yang nggak senang," kata Ridho, salah seorang anggota baru yang menghadiri pelantikan.

Selain seremonial pelantikan DPRa baru, acara yang digelar hingga menjelang Dzuhur itu juga diisi pemutaran video pidato-pidato Presiden PKS Bung Anis Matta dan penyerahan beasiswa secara simbolis oleh Ketua DPD PKS Kabupaten Gresik Adi Wisnugraha.

Adi berharap, 36 DPRa baru yang dilantik pada hari ini membuat PKS Gresik semakin siap memenangkan pemilu 2014.

"Inilah saatnya kita naik. Di Gresik PKS masih jadi partai kecil, tapi dengan bergabungnya DPRa baru, optimis kita akan naik kelas. Dari segi modal kita memang tak sebanding dengan partai-partai besar, tapi laiknya mission iimposible force, dengan tim yang solid, maka peluang sekecil apapun akan kita optimalkan," kata Adi dalam sambutannya.

Kabupaten Gresik adalah salah satu diantara tiga kabupaten di Jawa Timur yang PKS belum memiliki kursi DPRD. Salah satu faktor mengapa PKS Gresik tidak mendapatkan kursi pada pemilu 2009 adalah minimnya DPRa.

islamedia